Jawa Pos

Konser Dewa 19 Tetap Berlangsun­g, Event Lain Pilih Tunda

-

RIBUAN Baladewa –julukan fans Dewa 19– menumpahka­n kerinduan kepada band kesayangan di tengah merebaknya persebaran virus korona. Konser 20 Tahun Bintang Lima Tour 2020 Dewa 19 featuring Once Mekel dan Dul Jaelani di Surabaya tetap berlangsun­g kemarin (14/3). Sampai kemarin sore, ada lebih dari 3.000 tiket yang terjual. Pemeriksaa­n di pintu masuk dilakukan cukup ketat untuk mengantisi­pasi persebaran virus korona.

Dari pihak promotor, CEO Otello Asia Sysan Ibrahim menjelaska­n bahwa pihaknya telah menyiapkan sepuluh petugas paramedis untuk berjaga. ’’Selain itu, kami siapkan dua dokter untuk stand by serta ruang konsultasi,’’ jelasnya kemarin.

Setiap orang yang akan masuk ke area konser lebih dulu diarahkan ke area steril. Di sana suhu badan mereka dicek. ’’Ketentuann­ya, yang suhu badannya di atas 38 derajat Celsius harus masuk ke area konsultasi dengan dokter,’’ ujarnya

Para dokter yang berjaga sudah siap memeriksa gejala-gejala yang dihadapi calon penonton konser tersebut. Selain itu, Sysan menyatakan bahwa orang yang terlihat sakit batuk dengan serius akan diarahkan ke area konsultasi dokter.’’Selainitu,kamimenyed­iakan

hand sanitizer di area steril. Jadi, sebelum masuk ke lokasi konser, semua wajib pakai ini,’’ tegasnya.

Sysan mengakui, aturan untuk masuk ke area konser memang dibuat cukup ketat. Sebab, isu korona memang bukan isu biasabiasa saja. ’’Soalnya, di sini kita

kan juga ingin melepas rindu bareng Dewa 19. Jadi, kita pastikan semuanya sehat,’’ tuturnya.

Tur konser Dewa 19 di Surabaya ternyata menjadi penentu sisa konser selanjutny­a di Banjarmasi­n, Balikpapan, dan Makassar. Pihak promotor bakal melakukan evaluasi tentang kelanjutan rangkaian tur selepas penyelengg­araan. ’’Ini juga menjadipen­entukonser­selanjutny­a tetap berlanjut atau ditunda,’’ ungkapnya.

Salah seorang Baladewa, Titin Lestari, tidak khawatir dengan persebaran virus korona. Sebab, menurut dia, pihak promotor pasti sudah mengambil tindakan tepat sampai konser itu tetap dihelat. ’’Seharusnya korona bukan halangan buat have fun kalau kita sudah membenteng­i tubuh dan pihak promotor telah melengkapi fasilitas,’’ katanya saat ditemui sebelum masuk ke venue.

Perempuan 23 tahun itu juga melakukan antisipasi lain. Misalnya, membuat diri tidak mudah panik. ’’Kita harus tenang, gak boleh panik. Soalnya, kalau panik itu biasanya malah kepikiran terus. Pokoknya, kita juga harus bentengi diri. Mungkin dengan bawa masker sama hand sanitizer ke mana-mana,’’ ucapnya sambil menunjukka­n masker dan hand sanitizer yang dibawanya ke konser.

Sementara itu, beberapa event di Surabaya lebih memilih penundaan atau pembatalan. Salah satunya adalah acara Institut Francais Indonesia (IFI) Surabaya. Mulai Kamis (12/3), mereka mengadakan Francophon­ie 2020 untuk memperinga­ti bulan Frankofoni. Namun, pada hari kedua, tepatnya pada Jumat (13/3), pihaknya menunda acara tersebut akibat isu korona.

Instruksi penundaan acara yang sebenarnya berlangsun­g hingga Kamis mendatang (19/3) itu langsung diberikan Kedutaan Besar (Kedubes) Prancis di Jakarta. ’’Jadi, acara seperti lomba dikte dan kuis, workshop kreatif, pemberian ijazah DELF, serta pemutaran film yang berlangsun­g pada hari-hari ke depan kami tunda dulu sampai waktu yang belum ditentukan,’’ jelas Pramenda Krishna, penanggung jawab bidang budaya dan komunikasi IFI Surabaya.

Namun, ada satu acara yang tetap dilangsung­kan. Yaitu, festival seni bunyi Unen-Unen Ambyar. ’’Tapi, acaranya pindah lokasi dari auditorium IFI ke AJBS Creative World dan tidak terkait dengan IFI lagi. Sebab, sementara ini kami tidak diperkenan­kan mengadakan acara,’’ ungkap Krishna.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia