Cek Suhu Semua Pengunjung RS
DI lobi RS Islam Surabaya Jemursari, tampak dua petugas membawa alat pengukur suhu. Suhu tubuh tiap pengunjung yang masuk ke lobi diukur. Bila dirasa suhu tubuh normal, petugas akan memberikan label lingkaran hijau di bajunya.
Direktur RSI Surabaya Jemursari Prof Dr dr Rochmad Romdoni SpPD SpJP (K) menuturkan, langkah tersebut dilakukan sebagai pencegahan persebaran sekaligus penularan virus korona. Pihaknya juga berkoordinasi dengan Dinkes Jatim. Pengecekan suhu tubuh itu dilakukan di empat titik yang menjadi akses masuk RS. Yakni, lobi utama, pintu masuk yang melewati ruang hemodialisis (HD), lobi IGD, dan pintu Az-Zahra yang menjadi akses karyawan.
”Begitu ada yang terdeteksi suhu tubuhnya di atas 37,8 derajat Celsius, kami lakukan tindakan lebih lanjut dengan dokter dan perawat,” terangnya. Tindakan yang dimaksud, antara lain, wawancara dengan orang yang bersangkutan. Terutama mengenai riwayat perjalanan ke luar negeri dalam beberapa waktu terakhir. Dan kemungkinan adanya kontak dengan orang yang terinfeksi korona.
Pihak RS pun menyiapkan prosedur foto toraks. Jika dari hasil wawancara dan pemeriksaan yang dilakukan dokter mengindikasikan kemungkinan adanya pneumonia atau radang paru, hasil foto itu digunakan untuk melihat dan memastikan hal tersebut. ”Jika hasil foto benar adanya ada pneumonia, akan segera dibawa ke RS rujukan. Namun, sebetulnya kami juga sudah siapkan ruangan khusus,” imbuhnya.
Romdoni mengungkapkan, ruangan khusus tersebut merupakan ruang isolasi tekanan negatif. Total ada dua ruangan dengan dua bed sebagai antisipasi jika kondisi buruk atau darurat yang membuat RS rujukan di Surabaya kekurangan ruang isolasi pasien korona. ”Kami siap nampung karena sudah divisitasi juga oleh Dinkes Jatim. Sudah dinyatakan layak,” ungkapnya.
Ruang isolasi itu sudah dilengkapi sarpras penunjang. Termasuk tim medis khusus korona. Rosidah selaku manajer pelayanan pasien menuturkan, cek suhu tubuh pengunjung diberlakukan sejak Jumat (13/3). Petugas sudah mencatat ada lima pengunjung yang suhu tubuhnya di atas ketentuan. Namun, setelah pemeriksaan fisik lebih lanjut, tidak ada indikasi yang mengarah pada korona. ”Tetap kami edukasi dan diberi obat. Diwantiwanti juga supaya segera menghubungi RS kalau merasakan badannya tiba-tiba nggak enak,” ujar Rosidah.
Saat ini, dari sembilan akses masuk RS Jemursari, yang dibuka hanya empat. Di setiap akses ada dua petugas pengecek suhu. Kecuali di pintu masuk lobi utama, ditambah dua petugas lagi yang berfokus untuk pelayanan. Setiap pengujung yang sudah dicek suhunya akan ditempeli dengan stiker yang berbeda warna setiap hari. Demi menghindari kecolongan. Prosedur itu rencananya diberlakukan hingga sebulan ke depan. Namun, bisa diperpanjang sesuai dengan situasi yang ada.