Sedimentasi Tinggi, Main Bola di Kalimas
SURABAYA, Jawa Pos – Hampir semua titik sedimentasi di kali Surabaya tinggi. Hal itu mengundang perkumpulan mahasiswa Muhammadiyah for Maritim Indonesia untuk beraksi. Mereka bermain bola di tengah Kalimas. Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk keprihatinan karena normalisasi belum dilakukan.
Dengan bertelanjang kaki, peserta aksi nekat melintasi Kalimas. Tepat di tengah Kalimas, mereka justru bermain sepak bola. Berbalut lumpur dan sedikit becek, para mahasiswa tetap santai memainkan si kulit bundar. ’’Ini bentuk sindiran,’’ kata Koordinator Aksi Muhammad Angga Afarizy kemarin siang (14/3).
Menurut dia, tingginya sedimentasi akan membawa dampak yang kurang baik. Misalnya, fungsi kali kurang optimal. Daya tampung volume air akan berkurang jika sedimentasi tak segera dikeruk. Termasuk mengganggu sistem transportasi sungai.
Dalam aksi tersebut, protes ditujukan kepada pusat. Salah satunya Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan Jasa Tirta selaku pengelola sungai. Jika dibiarkan, wargalah yang merasakan dampaknya. ’’Saat hujan, sungai tak bisa menampung air dalam jumlah banyak,’’ katanya.
Forum Maritim Jawa Timur Ali Yusa menyatakan, kali di Surabaya sudah lama tidak dinormalisasi. Imbasnya, sedimentasi melebihi dasar aliran sungai (DAS). Padahal, jaraknya seharusnya 3 meter di bawah DAS.
Ironisnya, saat siang atau jadwal air laut pasang, kondisi Kalimas justru dangkal. Bahkan bisa digunakan untuk bermain bola. Menurut Yusa, tingginya sedimentasi juga berpengaruh pada baku mutu air. Artinya, masalah tersebut memiliki pengaruh yang luas. Karena itu, pihaknya berharap ada langkah konkret dari pusat. Sebab, sungai dangkal tidak hanya terjadi di Surabaya, tetapi juga di wilayah lain. Sementara itu, air sepanjang sungai dimanfaatkan sebagai sumber air bersih oleh PDAM. ’’Harus segera dinormalisasi,’’ terangnya.