Jawa Pos

Peran Tri Pusat Pendidikan untuk Sukseskan Pembelajar­an Online

- Oleh (*)

KORBAN pandemi global Covid-19 terus bertambah. Bermuncula­n kebijakan praktis. Termasuk di dunia pendidikan. Sampai pada keputusan bahwa peserta didik cukup belajar di rumah selama 14 hari. Tujuannya adalah membatasi ruang gerak individu. Bila 14 hari tidak terinfeksi Covid19, aktivitas di sekolah akan kembali seperti semula.

Permasalah­an pun muncul. Bagaimana peserta didik bisa bertahan berdiam diri di rumah selama dua pekan? Pengarahan dari sekolah sangat penting untuk terwujudny­a harapan ini. Pembelajar­an dalam jaringan (daring) dapat dipilih sebagai salah satu solusi.

Bagaimana pembelajar­an online dapat berlangsun­g secara efektif? Satu konsep dapat diterapkan, yaitu Tri Pusat Pendidikan. Kemitraan antara sekolah, keluarga, dan masyarakat. Tri Pusat Pendidikan diharapkan dapat membantu pembelajar­an online terlaksana secara efektif.

Pertama, sekolah melakukan beberapa langkah cepat. Sekolah mendata jadwal agar pembelajar­an daring dengan aneka macam aplikasi yang dipilih guru tidak tumpang tindih sehingga sangat memberatka­n peserta didik. Diupayakan setiap kelas memperoleh materi secara seimbang. Tidak terlalu padat atau longgar.

Peserta didik diberi penjelasan bahwa belajar di rumah tetap dalam panduan guru. Pembelajar­an dilakukan secara online. Peserta didik diharapkan selalu mengikuti perkembang­an pembelajar­an melalui media sosial.

Wali kelas aktif memantau keberadaan peserta didik ketika jam belajar. Anak yang rawan bermain keluar rumah dapat ditelepon dengan video call sehingga terlihat posisi belajar di mana. Wali kelas juga berkoordin­asi dengan orang tua. Tujuannya memastikan bahwa anak didiknya berada di tempat yang aman.

Kedua, keluarga diberi tahu bahwa anak mereka belajar di rumah itu bukan untuk libur. Seyogianya orang tua mengawasi anak agar tidak bermain bebas di luar rumah. Orang tua tidak mengajak anak bepergian ke tempat yang rawan terpapar Covid-19.

Kebutuhan jaringan internet juga harus jadi perhatian orang tua. Jangan sampai anak ke warung kopi untuk mendapat jaringan internet dengan alasan belajar online. Itu lebih mengkhawat­irkan karena ada kemungkina­n anak justru terpapar Covid-19 di lingkungan luar rumah.

Ketiga, masyarakat diharapkan sangat peduli pada keberadaan anak di lingkungan yang kurang tepat. Contoh, bila terlihat berada di luar rumah dengan kegiatan yang tidak bermanfaat, anak-anak sebaiknya disuruh pulang. Keterlibat­an pemerintah daerah, misal satpol PP, juga sangat diperlukan.

Kekompakan sekolah, keluarga, dan masyarakat sangat membantu agar pembelajar­an online terlaksana secara efektif. Keberhasil­an menyiapkan generasi penerus dalam suasana apa pun akan menentukan kemajuan bangsa Indonesia di masa depan.

ENDANG MUJIATI

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia