Berlakukan Padat Karya untuk Pencegahan Covid-19
Pemprov Juga Perketat Lalu Lintas PMI
SURABAYA, Jawa Pos – Pemprov Jatim mulai merealisasikan program cash for work. Yakni, program yang diperuntukkan masyarakat yang terdampak akibat pembatasan aktivitas pasca meluasnya coronavirus disease (Covid-19).
Di tahap awal peluncuran program itu, warga penerima manfaat adalah pekerja harian yang mengalami penurunan pendapatan. Mereka yang mengalami kesulitan kerja akan dikaryakan. Teknisnya, para penerima manfaat program dilatih sterilisasi wilayah. Misalnya, menyemprotkan disinfektan di area yang rawan persebaran virus.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, suplai alkohol yang dimiliki pemprov mencapai 20 ribu liter. Sebab, perusahaan etanol asal Malang menyerahkan bantuan di Gedung Grahadi kemarin. ”Sekarang bahan baku untuk disinfektan ini siap digunakan,” ujarnya.
Warga yang kehilangan pekerjaan akibat pembatasan aktivitas untuk antisipasi Covid-19 akan menerima pelatihan singkat tentang pengoperasian perangkat sterilisasi. Selesai pelatihan, mereka langsung praktik di lapangan. ”Kami sedang meng inventarisasi titik mana yang akan disemprot,” terang dia.
Setiap orang akan mendapat bantuan sosial dari pemprov. Anggarannya diambilkan dari dana tanggap darurat penanganan wabah korona. ”Kami berharap program ini bisa membantu warga di Jatim yang kesulitan ekonomi,” ungkapnya.
Selain itu, program tersebut bakal diterapkan di sektor pembangunan desa. Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Jatim M. Yasin meminta kepala desa mengevaluasi program kerjanya. ”Bentuk kegiatan harus berdasarkan padat karya,” jelasnya.
Di bagian lain, pemprov juga ikut memantau potensi persebaran virus korona di wilayah Jatim. Salah satunya, memperketat pemantauan arus mudik bagi pekerja migran Indonesia (PMI) asal provinsi ini.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jatim Himawan Estu mengatakan, pantauan dilaksanakan secara berkala. Dipusatkan di Bandara Internasional Juanda. Sebab, sebagian besar pekerja migran masuk ke Jawa Timur melalui bandara. Jarang yang turun di Jakarta dan menggunakan perjalanan darat menuju Surabaya. ”Mereka didata nama, tempat tinggal, asal negara, serta status kerja mereka. Apakah pulang sementara atau selamanya,” katanya.
”PMI yang masuk Jatim langsung menyandang status orang dalam pantauan (ODP),” ujarnya.