Warga Swadaya Bangun Bilik Sterilisasi
SURABAYA, Jawa Pos – Kewaspadaan warga terhadap persebaran virus korona makin meningkat. Aksi-aksi swadaya untuk menghambat penyebaran Covid-19 di lingkungan masing-masing pun kian marak. Dari sekadar menyemprotkan disinfektan hingga ada yang membuat bilik sprayer sterilisasi untuk protokol masuk kampung. Seperti yang dilakukan warga di Gunung Anyar dan Keputih, mereka membangun bilik penyemprotan secara swadaya.
Palang pintu utama masuk kawasan perumahan Sukolilo Park Regency (SPR) di Keputih, nampak tertutup. Hanya menyisakan jalan kecil selebar satu meter di sisi barat. Pejalan kaki maupun pengendara motor wajib melintas di jalan itu
g
Saat masuk mereka tidak boleh ngebut. Harus berhenti sejenak di sebuah lorong sepanjang tiga meter. Di dalam, mereka harus berhenti sejenak. Minimal 10 detik.
Kemudian dari dinding menyembur butiran air. Membasahi ujung kepala hingga ke kaki. “Bilik sprayer ini kami fungsikan mulai hari ini (kemarin,red),” papar Ketua RT 7 RW 2 perumahan SPR David Noor Mubarok kemarin (26/3).
Begitu juga untuk mobil. Pengemudi atau penumpang harus turun lebih dulu. Setelah disterilisasi baru bisa masuk wilayah perumahan.
Bilik sprayer itu merupakan protokol kesehatan yang kini diterapkan di sana. Siapapun wajib melintas di bilik berukuran 2 x 3 meter itu. Bilik desinfektan itu merupakan bikinan warga SPR.
Pembangunan sarana tersebut merupakan hasil musyawarah bersama pengurus RT. Mereka sepakat, di tengah kondisi penyebaran Covid-19 yang dirasa mengkhawatirkan. Dirasa perlu ada upaya untuk melakukan pencegahan. “Penyemprotan disinfektan sudah kami lakukan. Namun perlu ada upaya yang lebih. Apalagi di sini banyak keluar masuk orang luar,” papar pengurus RT 7 Umboro Lasminto.
Umboro mengatakan pembuatan bilik sterilisasi itu dirasa mudah dan bisa diterapkan siapa saja. Seperti yang merek buat, kesemuanya merupakan bahan bekas. Seperti galvalum untuk rangka bilik didapat dari warga yang sedang renovasi rumah. Begitu juga dengan tandon yang menampung air disinfektan.
Dosen Teknik Sipil ITS itu juga mengungkapkan dalam bilik ada 10nozzle yang menyemprotkan air. Sistemnya juga otomatis, setiap ada yang melintas langsung nyala selama 10 detik. “Sengaja kami buat otomatis sehingga tidak mengganggu atau menambah beban kerja tenaga security kami,” jelasnya.
Operasional keseluruhan bilik sprayer itu dilakukan secara swadaya. Dari kas RT. Mereka berharap apa yang dilakukan bisa menginspirasi wilayah lain. “Tanpa harus menunggu pemerintah turun kita harus sigap melihat kondisi. Toh ini untuk kesehatan kita sendiri. Semoga kampung lain bisa menirunya,” papar Umboro.
Hal yang sama juga dilakukan warga RT 5, RW 8 Kelurahan Gunung Anyar. Mereka juga membuat bilik penyemprotan disinfektan. Perangkat itu dipasang di pintu masuk perumahan.
Ketua RT 5 RW 8 Kelurahan Gunung Anyar Sawi mengatakan pembangunan bilik tersebut untuk meminimalkan kekhawatiran warga terhadap Covid-19. Dengan cara itu warga merasa lebih aman. “Kami wajibkan semuanya yang mau masuk harus disterilisasi dulu,” paparnya.
Bilik tersebut memanfaatkan scaffolding sebagai kerangkanya. Lantas ditutup dengan banner bekas. Di bagian pintu keluar dan masuk diberi kain. Agar nozzle tetap bisa menyemprot meski ada angin.
Bilik itu pun sudah menggunakan sistem otomatis. Dioperasikan sejak tiga hari lalu. “Sebenarnya untuk membuat ini gampang. Hanya sistem otomatis dan pompanya yang harus beli. Kalau lainnya pinjaman dari warga dan swadaya,” jelasnya.