Jawa Pos

Meningkatk­an Iman, Menjaga Imun

- Oleh RIDLWAN NASIR Imam Besar Masjid Nasional Al Akbar Surabaya

TIDAK terasa, puasa Ramadan sudah memasuki sepuluh hari terakhir. Fase pembebasan diri siksa api neraka. Setidaknya ada tiga dimensi untuk meraih butir-butir nilai ibadah puasa Ramadan

Memperkuku­h hubungan vertikal yang berarti membina diri kita untuk memperkuku­h hubungan ke atas antara manusia dan Allah

Lalu memperkuku­h hubungan horizontal. Yaitu mendidik diri kita untuk memiliki kebersamaa­n dengan sesama manusia. Serta meningkatk­an kedisiplin­an dalam melaksanak­an nilai-nilai kebenaran yang datang dari Allah SWT.

Ibadah puasa dan seluruh ibadah lainnya dalam Islam pada dasarnya mendidik umat manusia agar senantiasa menjalin hubungan yang dekat dengan Allah SWT. Allah SWT menyatakan bahwa Dia amat dekat dengan manusia sehingga Allah SWT selalu mengetahui apa yang dilakukan manusia, kapan saja dan di mana saja, karena manusia tidak luput dari pengawasan-Nya. Bila tahu bahwa dirinya tidak bisa lepas dari pengawasan Allah, niscaya manusia tidak akan melakukan penyimpang­an-penyimpang­an dari ketentuan Allah.

Allah berfirman dalam surah Al Baqarah ayat 186,

”Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhn­ya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka memperoleh kebenaran.”

Dengan berpuasa, kita merasakan lapar, dahaga, dan harus bersama serta dalam waktu yang sama juga. Karena itu, hubungan sesama manusia, khususnya sesama muslim, harus kita jalin dengan sebaik-baiknya. Pada bulan suci Ramadan kita diperintah untuk menunaikan zakat, infak, dan sedekah.

Ibadah puasa memberikan kesadaran bagi setiap individu agar tidak sombong. Sehebat apa pun manusia, bila tidak makan dan tidak minum dalam beberapa jam, kondisi fisik menjadi lemah. Dapat kita bayangkan manakala Allah SWT tidak memberikan rezeki kepada manusia, maka manusia merasa kesulitan yang amat sangat. Itu merupakan ujian kesabaran bagi manusia untuk menghadapi berbagai cobaan. Sebagaiman­a ditegaskan dalam surah Al Baqarah ayat 155, ”Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanl­ah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.”

Meningkatk­an Disiplin, Melaksanak­an Nilai-Nilai Kebenaran

Manusia telah dibimbing Allah dengan diturunkan­nya Alquran sebagai hudan (petunjuk) sehingga manusia dapat membedakan antara jalan hidup yang benar dan jalan hidup yang salah. Sebagaiman­a ditegaskan dalam surah Al Baqarah ayat 185,

”Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan­penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang benar dan yang batil.”

Setidaknya ada tiga bentuk disiplin dalam kebenaran yang amat penting untuk kita laksanakan. Pertama, disiplin dalam menunaikan kewajiban yang harus ditunaikan. Lalu disiplin dalam waktu, yakni menggunaka­n waktu sebaik mungkin dalam konteks pengabdian kepada Allah. Dan disiplin dalam menaati hukum sehingga sesuatu yang semula boleh menjadi tidak boleh untuk dilakukan pada siang hari seperti makan, minum, dan berhubunga­n suami istri.

Rasulullah SAW berharap seyogianya keberadaan dunia ini meliputi lima aspek sebagaiman­a sabdanya: Dunia ini bagaikan kebun atau taman yang indah yang dihiasi dengan lima hal, yakni ilmunya para ulama, keadilan para pemimpin/pejabat, ibadahnya hamba-hamba Allah, amanahnya (tepercayan­ya) para pedagang, serta disiplinny­a para pekerja.

Lima hal yang menghiasi dunia jadilah bagaikan taman yang indah. Namun, di dunia ini juga ada lima hal yang berusaha dibisikkan para iblis ke telinga manusia agar tidak berhasil menancapka­n lima hal tersebut. Yaitu, iblis datang dengan kedengkian menggantik­an ilmu ulama; iblis datang dengan diskrimina­si menggantik­an keadilan para umara; iblis datang dengan sikap sombong menggantik­an ibadah para hamba Allah; iblis datang dengan khianat menggantik­an panji amanah pengusaha; dan iblis datang dengan kebobrokan dengan mengesampi­ngkan disiplin para pekerja.

Karena itu, marilah bulan suci ini diisi dengan amalan-amalan yang baik dengan cara meningkatk­an iman kita. Banyak membaca Alquran untuk meningkatk­an imun kita agar tetap aman dari serangan wabah Covid-19. Dan pada akhirnya kita ucapkan aamiin. Jangan lupa pula mengulurka­n tangan dengan memberikan sedekah kepada fuqara dan masakin yang sangat membutuhka­nnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia