Sasar Menengah ke Atas
Stimulus Wisata yang Rilis Kuartal III
JAKARTA, Jawa Pos – Mulai berfokus pada pemulihan ekonomi nasional, pemerintah agresif menebar stimulus. Selanjutnya, giliran sektor wisata yang bakal mendapatkan insentif. Itu disampaikan Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu dalam telekonferensi dengan media kemarin (13/5).
Febrio mengatakan bahwa stimulus tersebut bakal digelontorkan pada kuartal III tahun ini. ’’Kuartal III sudah nggak sabar untuk jalan-jalan karena sudah bosan di rumah. Maka, akan kami siapkan stimulus untuk pariwisata, restoran, dan transportasi,’’ tuturnya di Jakarta. Dia berharap pada kuartal IV nanti ada stimulus untuk sektor pariwisata. Tentunya, nilainya lebih besar.
Dia menjelaskan, bentuk stimulus itu akan berupa diskon tiket pesawat ke berbagai destinasi wisata. Ada pula yang berupa insentif pajak hotel atau restoran. Nominal stimulus yang sebelumnya masuk dalam stimulus tahap I tersebut bakal berkisar Rp 3,8 triliun.
Untuk memulihkan perekonomian nasional, pemerintah perlu menjadikan stimulus sebagai penguat aggregate demand dengan alokasi anggaran hingga Rp 25 triliun. Untuk memperkuat aggregate demand, pemerintah akan mendukung pertumbuhan sektor wisata lewat program khusus. Misalnya, pemberian voucher makanan secara dalam jaringan (daring).
’’Stimulus konsumsi diharapkan mulai meluas ke kelas menengah. Misalnya, stimulus pariwisata dan transportasi,’’ ungkapnya. Stimulus wisata itu, menurut dia, akan meningkatkan konsumsi lapisan masyarakat desil empat dan lima. Selama ini, pemerintah berusaha menggenjot konsumsi masyarakat desil satu sampai tiga lewat bantuan sosial (bansos).
Terpisah, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani juga mengungkapkan bahwa sektor wisata adalah yang paling terdampak pandemi Covid-19. Dia mencatat Indonesia telah kehilangan potensi devisa USD 4 miliar (sekitar Rp 59,39 triliun) sejak Januari hingga April.
Selain itu, lebih dari 2.000 hotel dan 8.000 restoran tutup. ’’Potensi hilang pendapatan dalam periode yang sama untuk hotel Rp 30 triliun dan restoran Rp 40 triliun,’’ ucapnya dalam diskusi virtual Ikatan Alumni Universitas Indonesia (Iluni UI) kemarin.
Anjloknya pariwisata mengakibatkan 90 persen pekerja di sektor tersebut dirumahkan. Jumlahnya 13 juta orang. ’’Bukan PHK, tapi cuti di luar tanggungan statusnya,’’ ujarnya.