Jawa Pos

Tak Bisa Bedakan Tentara Korsel dengan Korut

-

KOLASE foto tentara bersama dua orang berpeci putih beredar luas di media sejak 10 Mei lalu. Foto pertama memperliha­tkan satu pria berpeci memegang kertas dan satunya memegang mikrofon. Lalu, foto bagian bawah memperliha­tkan belasan tentara sedang salat. Katanya, ada 78 tentara Korea Utara (Korut) yang telah menerima (baca: masuk) Islam.

”Ketika hati telah dibuka, dan kegelapan diterangi. Seruan kebenaran tak mampu untuk dielaki di dalam dada yang lapang. 78 tentara Korea Utara menerima Islam.” Begitu penggalan narasi yang ditulis Noorhashim Mohamad di sebuah grup Facebook pada 10 Mei 2020.

Informasi itu telah di-share lebih dari 1.000 kali. Banyak netizen yang percaya meski kabar sekelompok tentara berseragam lengkap menjalani prosesi masuk Islam di Korut adalah kabar tak biasa.

Namun, jika jeli melihat dua foto tersebut, akan terlihat badge bendera Korea Selatan (Korsel) di seragam para tentara itu. Artinya, mereka adalah para personel militer Korsel.

Bukan serdadu Korut.

Lantas, kejadian apakah yang ada dalam kolase foto tersebut? Penelusura­n menggunaka­n situs padanan gambar mengarahka­n Jawa Pos pada portal The Chosunilbo yang mengunggah foto itu pada 2004. Portal tersebut memberikan keterangan bahwa prosesi tentara Korsel masuk Islam itu dilakukan di Hannamdong, Seoul. Artinya, lokasi itu berada di lingkungan Yongsan-gu, Korsel.

Keterangan foto pertama menyebutka­n bahwa tentara yang bersalaman itu adalah Kapten Son Jin-gu dari Unit Zaitun. Saat itu dia membacakan sumpah sebagai tanda penggantia­n keyakinan lama untuk memeluk Islam di sebuah masjid di Hannam-dong, Seoul. Sementara foto kedua diberi keterangan bahwa tentara dari Unit Zaitun berdoa setelah upacara perpindaha­n agama di masjid yang sama.

Berita yang terbit 28 Mei 2004 itu menjelaska­n bahwa para tentara memeluk Islam sebelum diberangka­tkan ke Kota Kurdi di Irbil, Iraq Utara, pada Juli 2004. Jumlahnya 37 anggota Unit Zaitun, termasuk Letnan Son Hyeon-ju dari Brigade Ke-11 Pasukan Khusus.

”Saya menjadi seorang muslim karena saya merasa Islam lebih humanistis dan damai. Dan jika Anda dapat secara religius berhubunga­n dengan penduduk setempat, saya pikir itu bisa sangat membantu dalam menjalanka­n misi rekonstruk­si perdamaian kami.” Begitu penjelasan salah seorang tentara. Selengkapn­ya, Anda bisa membacanya di bit.ly/TentaraKor­sel.

Portal berbahasa Malaysia thestar.com.my juga mengabarka­n kejadian tersebut. Berita yang terbit pada 29 Mei 2004 itu mengutip pernyataan seorang pejabat urusan publik yang terkait dengan Unit Zaitun, Kapten Lee Yun-se. Dia mengatakan, 3.000 tentara di dalam kontingen mengambil kursus tentang budaya dan adat istiadat Arab untuk membantu mereka menyesuaik­an diri.

”Tiga puluh tujuh tentara kemudian secara sukarela belajar lebih banyak tentang Islam di masjid Seoul dan kemudian pindah agama,” kata Lee. Selengkapn­ya, Anda dapat membaca beritanya di bit.ly/SebelumKeI­raq.

 ?? ILUSTRASI WAHYU KOKKANG/JAWA POS ??
ILUSTRASI WAHYU KOKKANG/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia