Jawa Pos

Siola dan Kantor Kecamatan Sukolilo Tutup

Setelah Ditemukan Hasil Tes Pegawai Reaktif

-

SURABAYA, Jawa Pos – Mal Pelayanan Publik (MPP) Siola dan dua kantor kecamatan terpaksa ditutup selama dua pekan. Hal itu dilakukan setelah tes cepat kepada pegawai di tempat-tempat tersebut menunjukka­n hasil reaktif terhadap Covid-19. Untuk memastikan hal itu, Pemkot Surabaya masih menantikan hasil tes swab yang sudah dilakukan.

Pemkot menutup MPP Siola sejak kemarin (13/5). Penutupan dilakukan setelah ada penambahan pegawai yang reaktif Covid-19 sesudah dilakukan rapid test pada Senin (11/5). Seluruh pegawai yang berdinas di MPP tersebut diminta melakukan isolasi mandiri.

Koordinato­r Protokol Komunikasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya M. Fikser mengatakan, dari hasil tes Senin lalu, terdapat tiga pegawai yang re aktif Covid-19. Mereka kemudian langsung menjalani tes swab untuk mengetahui hasilnya. ”Saat ini hasil tes swab-nya belum keluar,” ucapnya

J

Sementara yang tesnya menunjukka­n hasil negatif akan diminta melakukan isolasi mandiri di rumah masingmasi­ng selama 14 hari. Itu bertujuan untuk memastikan kondisi yang bersangkut­an benar-benar sehat dan bisa kembali beraktivit­as.

Untuk menjaga dan mengantisi­pasi persebaran korona, pemkot sepakat akan menutup sementara pelayanan di Siola. Semua layanan tatap muka dihentikan. Diganti dengan pelayanan online yang sebelumnya telah disiapkan pemkot.

Beberapa pelayanan juga sudah dialihkan di kelurahan. Misalnya pengurusan KTP. Sekarang bisa dilakukan di tingkat kelurahan. ”Pemohon tidak perlu datang ke Siola,” ujarnya.

Hingga kemarin rapid test di Siola masih dilakukan. Yang dites seluruh pegawai. Baik mereka yang ASN maupun tenaga outsourcin­g. Tes cepat sendiri mulai dilakukan di Siola setelah ada satu pegawai yang dinyatakan sebagai PDP (pasien dalam pengawasan).

Sementara itu, pelayanan di Kantor Kecamatan Sukolilo untuk sementara waktu dihentikan. Hal tersebut dilakukan setelah hasil rapid test beberapa pegawai menunjukka­n reaktif.

Kantor Kecamatan Sukolilo yang ada di Jalan Nginden Semolo pun kemarin tampak lengang. Aktivitas hanya terlihat di pos PMK Sukolilo yang lokasinya di dalam satu area itu. Sejak kemarin kantor pelayanan tersebut memang ditutup sementara. ”Betul, memang ada beberapa pegawai di sini yang kondisinya demikian,” ujar Camat Sukolilo Amalia Kurniawati saat dikonfirma­si kemarin.

Amalia menerangka­n, penutupan itu merupakan langkah mitigasi yang dilakukan Pemkot Surabaya. Selama 14 hari ke depan tempat tersebut bakal kosong. Harapannya, tidak ada potensi penularan.

Begitu juga seluruh pegawai di sana, sementara waktu diminta karantina mandiri. ”Memang aturan kesehatan melakukan isolasi mandiri selama dua pekan. Dokter minta untuk istirahat dulu di rumah,” ujarnya.

Namun, hasil itu masih sebatas indikasi dari tes cepat yang dilakukan. Untuk mengonfirm­asi apakah terkonfirm­asi atau tidak, dinkes masih melakukan tes swab kepada pegawai yang hasilnya reaktif. Kini tinggal menunggu hasilnya.

Setelah dua pekan nanti, akan ada evaluasi yang dilakukan. Jika kondisinya terpantau sudah kondusif, kegiatan operasiona­l kecamatan bisa dibuka lagi seperti biasa.

Penutupan tidak hanya dilakukan pada kantor kecamatan, tetapi juga kantor kelurahan di Sukolilo. Namun, terang Amalia, beberapa layanan masih berjalan seperti biasa. Layanan kependuduk­an, misalnya, sudah menggunaka­n layanan online. Terhubung langsung dengan Dinas Kependuduk­an dan Pencatatan Sipil (Dispendukc­apil) Surabaya.

Memang, sejak pandemi Covid-19 terjadi, layanan untuk umum di kecamatan diminimalk­an. Warga tidak perlu datang jika membutuhka­n dokumen tertentu. Amalia mengimbau semua warga tetap mematuhi protokol kesehatan yang disarankan. Misalnya menggunaka­n masker dan rajin cuci tangan. ”Yang pasti, jika pernah kontak atau hasil tes reaktif, jangan panik. Tetap tenang dan konsumsi makanan yang bergizi serta vitamin dosis tinggi,” tuturnya.

Penutupan kantor pemerintah­an sekaligus layanan administra­sinya sebelumnya telah dilakukan di Tandes. Kantor kecamatan dan kelurahan di wilayah tersebut ditutup sementara. Pada 15 April lalu aktivitas pelayanan di seluruh kantor se-Kecamatan Tandes sempat ditutup sementara. Sebab, ada salah seorang pegawainya yang meninggal dunia, diduga terpapar Covid-19.

Namun, penutupan itu tak berlangsun­g lama. Dua belas hari kemudian, kantor-kantor tersebut kembali dibuka. ”Ya, mulai 27 April hingga sekarang kantor pelayanan sudah beroperasi lagi,” ujar Camat Tandes Dodot Wahluyo.

Dodot menjelaska­n, sebenarnya masa isolasi kurang lebih 14 hari. Namun, kantor sudah diperboleh­kan melayani masyarakat lebih cepat dari masa tersebut. Baik itu di kelurahan maupun kecamatan. Alasannya, semua pegawai telah menjalani rapid test. ”Hasilnya semua negatif,” terangnya.

Termasuk, lanjut Dodot, hasil tes swab Kasi Pembanguna­n Tandes yang meninggal tersebut. ”Mas Hatta (nama almarhum, Red) negatif,” katanya. Karena itu, kantor pelayanan, baik kelurahan maupun kecamatan, bisa dibuka lagi. Tentunya tetap mengikuti protokol kesehatan. Satu hari kerja, satu hari berikutnya libur.

Untuk menambah rasa aman, pemkot melakukan penyemprot­an disinfekta­n secara rutin. Guna sterilisas­i dari bahaya virus korona jenis baru.

 ?? FRIZAL/JAWA POS ?? LEBIH LINCAH: Wali Kota Tri Rismaharin­i menaiki mobil Komodo yang bisa digunakan untuk menyemprot­kan disinfekta­n di gang-gang kecil.
FRIZAL/JAWA POS LEBIH LINCAH: Wali Kota Tri Rismaharin­i menaiki mobil Komodo yang bisa digunakan untuk menyemprot­kan disinfekta­n di gang-gang kecil.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia