Jawa Pos

Rose dan Mobil Komodo Cegah Persebaran Virus

-

SURABAYA, Jawa Pos – Sudah tiga kali ini Telkom mengirimka­n bantuan alat-alat ke pemkot untuk membantu petugas dalam penanganan Covid-19 di Surabaya. Kemarin (13/5) mereka membawa empat alat sekaligus untuk disumbangk­an ke Pemkot Surabaya.

Yang pertama adalah Rose alias Robot

Service yang dapat digunakan untuk mengantark­an obat dan makan bagi pasien di ruang perawatan atau isolasi Covid-19. Yang kedua, bilik disinfekta­n dengan negative pressure plus sterilisas­i dengan sinar UV. Ketiga, ada crane untuk membantu petugas menguburka­n jenazah. Yang keempat, mobil Komodo untuk penyemprot­an disinfekta­n.

Dimensi mobil tersebut yang lebih kecil dari mobil biasa dapat digunakan untuk menyemprot kawasan permukiman dengan jalan yang relatif kecil.

Jika mobil besar tak bisa masuk, mobil Komodo bisa menjadi alternatif

J

Di halaman balai kota, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharin­i mencoba mobil Komodo tersebut bersama Rektor IT Telkom Surabaya Tri Arief Sardjono. Risma memegang alat penyemprot, Arif memegang kemudi. Mereka terlihat tertawa bermain air.

Mobil tersebut dilengkapi dengan penyemprot di bagian depan bawah dan kanan-kiri mobil. Di atas mobil tersebut, ada sembilan jeriken masingmasi­ng berkapasit­as 20 liter. ”Karena ukurannya kecil, jadi bisa masuk ke gang kecil,” ujar Arief.

Sementara itu, Rose memang sebelumnya pernah diperlihat­kan kepada Risma. Robot tersebut dimodifika­si lagi agar lebih sesuai dengan penggunaan di rumah sakit. Dengan pengendali berupa joy stick, Rose bisa bergerak fleksibel ke kanan dan kiri. ”Bisa dikaitkan dengan troli atau lainnya,” kata Arief.

Risma menuturkan, Rose akan ditempatka­n di RSUD dr M. Soewandhie. Begitu pula bilik untuk sterilisas­i. Robot tersebut bisa mengurangi pertemuan antara petugas medis dan pasien. Dengan demikian, potensi untuk tertular lebih kecil. Meskipun selama ini alat pelindung diri (APD) lengkap selalu dipakai.

”Dua alat ini bisa digunakan dan dioperasik­an di Soewandhie. Dari dulu saya kepikiran alat sterilisas­i itu,” ujar Risma.

Para tenaga medis itu sudah mengenakan APD yang memiliki standar kesehatan. Tapi, bisa jadi saat melepas APD tersebut, ada virus yang terlepas atau menempel. Maka saat melepaskan APD itu, mereka harus steril terlebih dahulu. ”Mudah-mudahan alat ini bisa membantu tenaga medis sehingga bisa lebih safe,” jelas Risma.

Sementara itu, crane untuk mengubur jenazah masih akan disempurna­kan lagi. Arief menyatakan sudah medapat banyak masukan dari kampusnya dan pengguna.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia