Pemkot Sebar Bantuan Tahap Kedua
Penerima 23.931 Orang, Mulai Dibagikan Kemarin
SURABAYA, Jawa Pos – Bantuan tahap kedua untuk warga yang terdampak perekonomiannya karena pandemi Covid-19 diberikan mulai kemarin (13/5). Total ada 23.931 keluarga yang mendapatkan bantuan tersebut.
Pada tahap pertama, total ada 27.768 keluarga yang mendapatkan bantuan berupa paket sembako tersebut. Data itu berbeda dengan data masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang mendapatkan bantuan dengan skema bantuan sosial (bansos) tunai. Bansos tunai disalurkan melalui kantor pos secara bertahap mulai Senin (11/5). Bantuan berupa paket sembako untuk warga terdampak tersebut disalurkan melalui kecamatan dan kelurahan.
Setelah tahap pertama rampung, mulai kemarin didistribusikan bantuan untuk tahap kedua. Data 23.931 keluarga tersebut merupakan usulan dari para pengurus RW. Pengusulan melalui aplikasi secara online.
Kepala Dinas Sosial Surabaya Suharto Wardoyo mengungkapkan, data-data tersebut diusulkan RW. Setelah itu, data berdasar nomor induk kependudukan (NIK) tersebut divalidasi dinas kependudukan dan catatan sipil. ”Setelah verifikasi data kependudukan, data usulan dari RW itu akan dimasukkan ke data penerima bantuan sembako,” jelas Anang, sapaan akrab Suharto Wardoyo, kemarin.
Total ada 51.699 orang yang terdata sebagai warga terdampak Covid-19 di Surabaya sesuai dengan hasil pendataan tahap pertama dan kedua. Jumlah tersebut bisa terus bertambah sesuai dengan usulan dari masing-masing pengurus RW. ”Distribusi bantuannya nanti oleh teman-teman di kelurahan. Bantuannya langsung ke rumah. Tidak sampai ada pengumpulan massa,” imbuh dia.
Sebagian bantuan paket sembako itu sudah berada di kantor kelurahan. Sebab, penyerahan bantuan sebelumnya memang tak sebanyak jumlah sembako yang sudah dibuat paket-paket. ”Tapi, nanti dicek lagi. Kalau ada yang rusak, akan diganti. Pecel yang kedaluwarsa, misalnya, akan diganti,” kata Kepala Bidang Keagamaan dan Swadaya Sosial Dinsos Surabaya M. Januar Rizal.
Pada pendataan tahap awal, penerima bantuan warga terdampak itu memang usulan dari dinas-dinas terkait. Para warga terdampak tersebut, antara lain, tukang ojek online, sopir angkutan umum, para pengusaha UMKM yang sepi order saat pandemi, hingga nelayan.
Rizal menjelaskan bahwa dinas sosial menghimpun data-data yang diusulkan pengurus RW. Pengemasannya ditangani DP5A. Sementara itu, distribusinya dibantu kelurahan.
”Bantuan yang diberikan kepada masyarakat ini adalah bantuan yang diterima pemkot dari para pengusaha, komunitas, yayasan, hingga warga yang berdonasi sembako ke pemkot,” ungkap dia.
Bantuan sembako memang cukup urgen. Apalagi, dampak pandemi mulai melebar. Selain kesehatan, pandemi Covid-19 juga sudah menghajar perekonomian. Karena sifatnya yang anti kerumunan, perekonomian pun terganggu. Selain itu, daya beli masyarakat anjlok. Akibatnya, mayoritas warga menerapkan kebijakan uang ketat dan membeli yang perlu-perlu saja.
Pada gilirannya, itu berakibat buruk pada pertumbuhan ekonomi. Apalagi dalam sepuluh tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi lebih didorong oleh konsumsi ketimbang industri. Begitu pandemi Covid-19 melanda dan menghajar ekonomi dunia, Indonesia termasuk yang terdampak paling parah. Lebih dari tiga juta pengangguran baru di seluruh Indonesia kini bingung menatap masa depan. Belum lagi yang berasal dari sektor informal. Mereka-mereka itulah yang kini sangat membutuhkan bantuan.