Berhenti di Rest Area Tol Maksimal 30 Menit
PEMERINTAH memang melarang mudik. Namun, tidak berarti kendaraan benar-benar berhenti beroperasi. Masih banyak yang bisa bepergian lewat tol. Meski jumlahnya tak sebanyak kondisi normal, PT Jasa Marga memprediksi ada fenomena mudik lokal atau jarak dekat. Karena itu, berbagai persiapan dilakukan oleh perusahaan pengelola tol tersebut
General Manager Representative Office 3 Jasa Marga TransJawa Tollroad Regional Division Hendri Taufik menjelaskan, kenaikan pengguna tol diprediksi terjadi di Jatim. Taksirannya, ada 149.462 kendaraan yang akan keluar dari Surabaya melalui gerbang tol KejapananGempol mendekati Idul Fitri. Kenaikan kendaraan diperkirakan terjadi mulai H-7 Lebaran.
”Puncaknya mungkin H-3. Itu saat hari libur,” kata Hendri dalam paparannya kemarin (14/5). Menurut dia, 58 persen atau sekitar 87 ribu kendaraan diperkirakan mengarah ke Malang. Sedangkan sisanya menuju Pasuruan.
Selain arus mudik, Hendri juga menjelaskan prediksi instansinya soal arus balik. Jumlah kendaraan yang masuk ke Surabaya pascaLebaran diperkirakan lebih tinggi. Yakni, mencapai 160 ribu kendaraan.
”Arus lalin tahun ini mungkin lebih rendah dibanding 2019. Tapi, kami tetap mengantisipasi lonjakan,” jelas Hendri. Dia mengungkapkan bahwa instansinya mempersiapkan infrastruktur layanan yang memadai. Termasuk, meningkatkan kapasitas alat reader tapping di gerbang-gerbang tol. Selain itu, ada personel pemantau lalin dan 35 unit mobile reader.
Menurut Hendri, petugas tapping kartu uang elektronik juga disiapkan untuk membantu pengguna jalan. Namun, mereka akan menggunakan alat bantu agar kartu tidak langsung tersentuh tangan. Reader juga akan dibersihkan dengan disinfektan tiap jam untuk mengurangi risiko persebaran virus korona. ”Jadi, sehari itu kami bersihkan reader tapping sampai 24 kali,” imbuhnya.
Hendri memaparkan, petugas di lapangan akan berusaha meminimalkan kontak fisik dengan pengguna jalan. Hal itu termasuk dalam protokol pencegahan Covid-19 yang diterapkan oleh perseroan. Hal lain yang diterapkan adalah penyediaan hand sanitizer di rest area, terutama di lokasi perbelanjaan, musala, dan toilet. Sementara itu, pengisian ulang
(top up) uang elektronik dapat dilakukan lewat mesin electronic data capture (EDC). Top up dilakukan secara mandiri (selfservice). Di rest area, kapasitas top up akan ditingkatkan dengan penambahan titik layanan. ”Jika kemungkinan terjadi lonjakan transaksi, kalau perlu akan kami tambah gardunya,” sambung Hendri.
Dia menjelaskan, saat ini memang ada larangan mudik dari pemerintah. Namun, belum ada instruksi untuk membatasi kendaraan yang melintas di tol. Termasuk, melakukan penyetopan di pintu tol.
Menurut Hendri, pada kondisi normal, jumlah kendaraan yang melintas di tol Surabaya-Gempol mencapai 300 ribu unit setiap hari. Selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Surabaya, ada penurunan hingga 50 persen. Saat ini kendaraan yang melintas hanya berkisar 150 ribu unit per hari.
Perwakilan PT Jasa Marga Related Business Agus Purwanto menjelaskan, ada 18 rest area di Jatim yang bisa disinggahi pengendara. Semua beroperasi 24 jam. ”Tapi, ada aturan masuk area peristirahatan. Ada protokol pencegahan Covid-19,” kata Agus.
Menurut dia, pengendara yang berhenti diwajibkan untuk memakai masker dan suhu tubuhnya harus di bawah 38 derajat Celsius. ”Jika ada yang terindikasi demam, akan diisolasi sementara. Kami sudah menjalin kerja sama dengan rumah sakit,” tambah Agus.
Dia mengungkapkan, instansinya juga menerapkan physical distancing di rest area. Kendaraan yang mampir dibatasi hanya 50 persen dari kapasitas total. Waktu singgah juga dibatasi. Kendaraan hanya boleh berada di rest area paling lama 30 menit.