Momentum Industri Farmasi Tumbuh Tinggi
TKDN Produk Kesehatan Bisa Capai 90 Persen
JAKARTA, Jawa Pos – Permintaan terhadap produk-produk kesehatan terus meningkat di tengah upaya pemerintah mengatasi pandemi Covid-19. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memandang pertumbuhan demand itu sebagai peluang bagi industri farmasi dan produsen alat kesehatan dalam negeri untuk menguasai pasar.
’’Industri farmasi dan alat kesehatan merupakan sektor yang masuk kategori high demand,’’ tutur Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita kemarin (14/5). Kondisi itu, menurut dia, harus bisa dimanfaatkan secara maksimal. Terutama untuk mewujudkan kemandirian Indonesia di sektor kesehatan dan farmasi.
Agus mengatakan bahwa Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menyalurkan sekitar 8 juta alat kesehatan kepada masyarakat. Alat-alat kesehatan itu terdiri atas alat pelindung diri (APD), goggles, sarung tangan medis, masker, alat rapid test, dan beberapa produk lainnya. Selain itu, pemerintah telah menyalurkan 10 juta tablet obatobatan dan vitamin.
Agus menjelaskan, tingkat komponen dalam negeri (TKDN) alat-alat kesehatan tersebut 25–90 persen. Itu merupakan capaian positif yang harus terus dijaga. Dengan demikian, sektor farmasi dan alat kesehatan dapat mengoptimalkan produksi dengan bahan-bahan baku dari dalam negeri.
Peningkatan kandungan TKDN menjadi kunci utama terwujudnya kemandirian Indonesia pada sektor farmasi dan alat kesehatan. Untuk mendorong pengembangan industri bahan baku obat di dalam negeri, Kemenperin segera menerbitkan regulasi yang khusus mengatur komposisi TKDN produk farmasi. Selain meningkatkan pemakaian bahan baku dalam negeri, aturan itu akan mendorong berkembangnya riset farmasi di dalam negeri.
’’Nantinya, lewat aturan baru itu, menjadi berbasis proses,’’ ucapnya.
Sementara itu, Pietradewi Hartrianti mengapresiasi keinginan pemerintah untuk meningkatkan industri farmasi nasional. Perempuan yang tercatat sebagai faculty member Departement Farmasi Institute for Life Science (i3L) itu berpesan agar pemerintah juga menyoroti rantai suplai industri farmasi tanah air. Sebab, ketergantungan industri farmasi dalam negeri terhadap bahan baku impor juga masih tinggi.(agf/c20/hep)