Jawa Pos

Perlu Strategi yang Lebih Jelas

- (*)

BANYAK pihak yang menyebut bahwa salah satu hal yang membuat mitigasi pandemi Covid-19 di Indonesia adalah ketidaksin­kronan kebijakan. Bukan sekadar antara pernyataan pejabat dan kementeria­n yang berbeda-beda, tapi juga dari kebijakan yang ditelurkan.

Pada hari ini, banyak media daring yang menunjukka­n adanya penumpukan penumpang di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta. Fotofoto menunjukka­n bahwa antrean penumpang terlihat berjubel dan sama sekali jauh pada prinsip physical distancing yang menjadi kunci penahan persebaran infeksi baru Covid-19.

Sempat dilarang terbang hingga 1 Juni, pemerintah justru melanggar sendiri aturan yang dibuatnya dan membuat sejumlah orang bisa naik pesawat lagi. Meski dengan sejumlah aturan yang membatasi, foto-foto antrean Bandara Soekarno-Hatta menunjukka­n bahwa kebijakan tersebut justru berpotensi meningkatk­an kembali potensi ledakan infeksi baru.

Ini menunjukka­n bagaimana kebijakan pemerintah untuk melonggark­an relaksaksi PSBB di lapangan berpotensi untuk menjadi klaster baru persebaran. Ingat, sejauh ini belum ada tanda-tanda kurva epidemolog­i Indonesia yang menunjukka­n penurunan. Puncak saja belum terlihat.

Semua tahu bahwa ekonomi memang terpuruk. Seluruh dunia mengalamin­ya. Dan, pemerintah Indonesia, dengan segala keterbatas­annya, tidak mampu untuk menanggung strategi mitigasi yang benar. Dan sejumlah pelonggara­n dilakukan untuk menggairah­kan lagi perekonomi­an.

Tapi, di sisi lain, seharusnya pemerintah juga menyadari hakikat ekonomi. Bahwa, ekonomi tak lebih adalah cara untuk mencapai kesejahter­aan manusia. Namun, kalau jika untuk mencapainy­a harus membuat banyak manusianya mati, lalu apa arti ekonomi itu sendiri?

Maka, tentu harus dibutuhkan keseimbang­an strategi menangani pandemi ini. Bagaimana tingkat infeksi dapat dikontrol, tapi sekaligus juga bagaimana meminimali­sasi dampaknya ke ekonomi.

Indonesia, tampaknya, belum mempunyai strategi yang jelas untuk itu. Sejumlah kebingunga­n terjadi, tumpang tindih antar kebijakan masih terjadi, saling menyalahka­n antar pemerintah pusat dan daerah (juga pemda dengan pemda) masih terjadi. Untuk itu, Presiden Jokowi sebaiknya mengajak semua pihak duduk bersama, merumuskan bagaimana strateginy­a, parametern­ya dibuat jelas, serta publik bisa melihat dan mengukurny­a. Sehingga, semua pihak merasa menjadi satu bagian dalam peperangan panjang bersama melawan Covid-19.

 ?? ILUSTRASI BAGUS/JAWA POS ??
ILUSTRASI BAGUS/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia