Jawa Pos

Pasar Minyak Dunia Berangsur Baik

-

PARIS, Jawa Pos ‒ Produsen minyak dunia akhirnya mendapatka­n kabar baik. Internatio­nal Energy Agency (IEA) melaporkan bahwa krisis harga minyak pada April lalu tak akan terulang. Menurut mereka, keadaan bisa kembali seperti semula asal Covid-19 tak berulah lagi.

Lembaga pengawas industri minyak internasio­nal itu menyebutka­n dua faktor yang memulihkan kondisi pasar. Yang pertama adalah negaranega­ra yang sudah melonggark­an kebijakan karantina mereka. Bisnis yang mulai berjalan di wilayah Eropa, Asia Timur, dan sebagian AS kembali mendongkra­k konsumsi minyak global.

Dalam laporan terbarunya, permintaan minyak global bakal turun 8,6 juta barel per hari (bph). Angka tersebut lebih baik daripada prediksi pada April. Yakni, penurunan hingga 9,3 juta bph. ’’Kami memperkira­kan jumlah orang yang diperintah­kan tetap di rumah akan berkurang menjadi 2,8 miliar jiwa pada akhir Mei. Pada puncaknya, sekitar 4 miliar jiwa,’’ tulis IEA seperti yang dilansir Agence France-Presse.

Faktor kedua ialah produsen sepakat mengurangi produksi mereka. Banyak pakar yang mengatakan bahwa jatuhnya harga minyak pada April merupakan perpaduan dampak pandemi dengan perang harga minyak. Saat itu Arab Saudi berselisih dengan Rusia soal kesepakata­n produksi dan mulai membanjiri pasar dengan tambahan produksi.

Pada akhirnya, kapasitas penyimpana­n minyak di dunia kewalahan menampung minyak tersebut. Industri AS paling menderita dengan harga minyak West Texas Intermedia­te mencapai minus 40 dolar (Rp 596 ribu) per barel.

’’Kubu penyuplai sudah belajar apa akibatnya bermain harga minyak. Sekarang, kita melihat pemangkasa­n produksi besar-besar bahkan dari negara di luar OPEC,’’ jelas lembaga yang berbasis di Paris itu.

Arab Saudi berencana menurunkan produksiny­a pada Juni sebesar 4,4 juta bph jika dibandingk­an dengan produksi April. Sementara itu, AS bakal memotong pasokan sebesar 2,8 juta bph dibandingk­an pasokan akhir 2019. Jika semua pihak mematuhi kesepakata­n, suplai minyak dunia bisa turun mencapai hanya 88 juta bph.

Setelah Black April, kehancuran harga minyak berlalu sudah. Tapi, masa depan belum pasti.’’

FATIH BIROL Direktur Eksekutif IEA

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia