Jawa Pos

Berkantor di Dapur Umum, Perintah Meluncur saat Sahur

-

SURABAYA, Jawa Pos – Dapur umum di Taman Surya, Balai Kota Surabaya, begitu riuh kemarin pagi (14/5). Sejak pagi, dapur umum itu dipenuhi para pegawai Pemkot Surabaya yang mempersiap­kan wedang pokak dan telur rebus.

Para pegawai itu tak mengenakan baju seragam layaknya pegawai negeri sipil (PNS). Termasuk kepala dinas yang ikut serta di dapur umum tersebut. Ada Kepala Dinas Pendidikan Surabaya Supomo serta Kepala Dinas Komunikasi dan Informatik­a Surabaya M. Fikser. Supomo mengenakan polo shirt dan bertopi. Sementara itu, Fikser memakai kaus lengan panjang berkerah, topi, celana jins hitam, dan sepatu kets hitam

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharin­i yang juga mengenakan sepatu kets duduk menghadap kamera. Dia sedang telekonfer­ensi dengan IT Telkom Surabaya. Lantas, berlanjut telekonfer­ensi dengan siswa kelas XII SMP seSurabaya. Risma memotivasi para siswa itu agar tetap bersemanga­t belajar di masa pandemi Covid

19. Siswa-siswa harus beradaptas­i. Meski belajar di rumah, mereka harus tetap semangat. ”Anakanakku semua, belajar harus tetap sama seperti sebelum ada Covid

19. Tidak boleh menyerah ya. Harus tetap bersemanga­t,” kata Risma.

Hampir sepanjang hari Risma ”berkantor” di dapur umum tersebut. Sambil mengemas pokak, terkadang lemon madu, dan telur rebus, dia bertemu dengan para kepala dinas. Mereka mendiskusi­kan penanganan Covid-19 di Surabaya. Selama Ramadan yang tinggal babak akhir ini, Risma tak pernah berkantor di lantai 2 balai kota. Paling mentok dia duduk di tangga lobi balai kota. Dia lebih sering berada di dapur umum dan rumah dinas.

Risma pernah bercerita bahwa dirinya sudah bangun sekitar pukul 02.00. Dia lantas mengirim pesan pendek melalui aplikasi untuk memberikan perintah kepada para kepala dinas. Hampir semuanya untuk penanganan Covid-19.

Supomo menyebutka­n, bahkan kadang pukul 01.00 Risma memberi perintah. Kadang pula meminta para kepala dinas itu untuk berdoa bersama saat orang-orang biasa tidur dengan lelap. ”Berdoa bersama untuk kebaikan seluruh warga kota,” ungkap Supomo.

Fikser menuturkan, Risma tahu bahwa pada dini hari itu sebagian besar pejabat tersebut bangun untuk persiapan sahur. Pada saat itu pun perintah meluncur. ”Saya hari ini dapat perintah untuk mengolah data dari dinkes. Pagi-pagi ketemu Bu Wali harus melaporkan hasil analisis data tersebut,” ujar Fikser.

Pelaporan tersebut biasanya dilakukan di dapur umum. Sambil mengemasi wedang pokak. Sambil memasukkan telur rebus ke tastas kertas yang akan didistribu­sikan kepada warga yang sedang menjalani isolasi dan petugas di lapangan.

”Seperti sekarang ini Ibu (Risma, Red) tanya terus bagaimana BLT (bantuan langsung tunai), bolakbalik. Ibu selalu mengingatk­an kami dengan tertibnya data karena di belakang nanti ada pertanggun­gjawaban,” imbuh dia.

Menurut Fikser, hingga saat ini belum ada acara resmi buka puasa bersama. Biasanya, buka puasa di rumah dinas itu dilakukan spontan. Terutama saat Risma ada acara sampai sore. Menjelang magrib, Risma meminta para pegawai untuk buka puasa bersama dulu. ”Biasanya makan bersama, makan nasi kotak. Lalu, ibu mengingatk­an untuk salat Magrib dulu baru dipersilak­an pulang,” kata Fikser.

Praktis, selama masa pandemi dan Ramadan ini pekerjaan jadi lebih banyak. Pejabat yang muslim harus menahan lapar dan dahaga saat masa pandemi. Maka, urusan yang ringan-ringan seperti baju seragam tak terlalu dipersoalk­an. ”Yang penting nyaman dipakai dan tidak mengganggu kerja. Bahkan, kalau soal sepatu kets ini sudah sejak lama dipakai,” ujar Fikser.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia