Flat Babat Jerawat Batal Jadi Gedung Isolasi
Pemkot Sudah Siapkan Asrama Haji
SURABAYA, Jawa Pos − Warga Pondok Benowo Indah (PBI), Kelurahan Babat Jerawat, Pakal, bisa bernapas lega. Pemkot batal memakai Flat atau Rusun Babat Jerawat untuk gedung isolasi Covid-19.
Sekretaris Komisi D DPRD Surabaya dr Akmarawita Kadir menanyakan hal itu ke pemkot saat telekonferensi kemarin. Selain Babat Jerawat, dia juga menanyakan rencana penggunaan gedung di Dukuh Kupang yang juga difungsikan sebagai ruang isolasi. ”Itu kabarnya bagaimana? Kan itu ditolak sama warga,” ujar politikus Golkar tersebut.
Penolakan warga PBI disampaikan pada demo 29 Maret lalu. Spanduk penolakan dipasang di gerbang masuk flat yang baru berdiri akhir tahun lalu itu. Komunikasi dengan pemkot berjalan cukup alot. Pemkot berupaya meyakinkan warga bahwa yang ditampung di gedung itu bukan pasien positif. Melainkan orang dalam pemantauan (ODP) yang harus dipisahkan dari keluarganya.
Warga punya pendapat lain. Sarana dan prasarana di gedung tersebut belum siap. Terutama drainase saat hujan. Air dari flat langsung menuju ke perumahan padat penduduk. Selain itu, area sekitar rawan tergenang.
Akmarawita berharap pemkot segera mengumumkan keputusan resminya. Jika memang tidak digunakan, hal tersebut harus segera disampaikan kepada warga. Tujuannya, tidak timbul kegelisahan berlebihan.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Surabaya Febria Rachmanita mengatakan, pemkot tidak jadi memanfaatkan dua gedung itu. Sebab, dia menyadari penolakan dari warga begitu besar. ”Karena belum ada persetujuan warga, kami siapkan asrama haji,” ujar Feni, sapaan akrab Febria. Ada dua gedung yang disiapkan di asrama haji. Gedung E berkapasitas 234 bed, sedangkan gedung F berisi 108 bed. Jadi, total tersedia 342 bed.
Dia menegaskan, asrama haji tidak menampung pasien positif Covid-19. Mereka tetap ditempatkan di rumah sakit rujukan. Asrama haji bakal digunakan untuk menampung
ODP. Pemkot sudah menyiapkan dokt aer, perawat, sarana-prasarana, dan obat-obatan. Pelayanan akan dibuka selama 24 jam. ”Dan kebetulan di situ ada klinik asrama haji juga,” ujarnya.
Ketua Komisi D DPRD Surabaya Khusnul Khotimah bersyukur masalah itu terselesaikan. Namun, dia mengingatkan agar pemkot memperhatikan fasilitas yang sudah dibangun di Flat
Babat Jerawat. ”Itu kesiapannya sudah 70 persen. Ada bed dan segala macam. Kalau memang tidak dipakai, alatnya bisa dialihkan ke RS BDH,” kata politikus PDIP tersebut.
Masduki Toha, seorang warga PBI, mengaku sangat bersyukur akhirnya ada pernyataan bahwa pemkot batal menggunakan gedung itu. Mantan wakil ketua DPRD Surabaya tersebut memang menyatakan bahwa gedung itu tidak siap. Jika dipaksakan,
konflik dengan warga bisa menimbulkan masalah lain. ”Sampai sekarang spanduk penolakannya masih terpasang,” ujarnya.
Dia menunggu pernyataan resmi atau tertulis dari pemkot terkait pembatalan itu. Dengan begitu, warga bisa mencopot spanduk penolakan tersebut. ”Nanti saya telepon LPMK-nya biar dicopot,” ujar politikus PKB itu. Masduki merasa asrama haji menjadi tempat yang paling cocok untuk ruang isolasi. Selain saranaprasarananya memadai, asrama tersebut juga cukup luas.