Tes 300 Orang, 41 Persen Reaktif
Giliran Pedagang Pasar Genteng Baru Jalani Rapid Test
SURABAYA, Jawa Pos – Sebanyak 50 pedagang di lantai dasar Pasar Genteng Baru menjalani rapid test kemarin (14/5). Langkah tersebut ditempuh pemkot untuk mengantisipasi persebaran Covid-19 di area pasar.
Mata Nuryadi tampak terpejam saat petugas menancapkan jarum di ujung jari tengahnya. Dia tidak berani melihat proses pengambilan darah itu berlangsung. Dia memalingkan muka. ”Saya ndak takut kok,” ucapnya. Sambil meyakinkan diri, dia menambahkan penjelasan. ”Kerja saya kan jualan ayam potong. Sudah biasa dengan darah,” katanya.
Pagi itu, Nur dites bersama puluhan pedagang lain. Dia mengetahui tujuan pengambilan sampel darah tersebut. Yakni, agar kondisi seluruh pedagang diketahui. Mengantisipasi persebaran Covid-19. ”Tapi, semoga tidak ada lah,” tuturnya.
KepalaPasarGentengBaruHari mengatakan, yang ikut tes adalah pedagang di lantai dasar. Mereka biasanyaberjualananekakebutuhan pokok. Mulai sayur, daging, tahu, hingga empon-empon.
Berdasar info yang dikumpulkan, di area tersebut, ada pedagang yang meninggal. Namun, dia juga belum tahu apakah pedagang itu meninggal karena positif Covid-19. ”Kami belum tahu. Ini antisipasi saja,” terangnya.
Sebelum Pasar Genteng Baru, rapid test dilakukan di Pasar Kembang pada Rabu (13/5) dan Pasar Keputran Selasa (12/5). Masingmasing sekitar 50 pedagang ikut test di dua pasar tersebut.
Direktur Teknik dan Usaha Perusahaan Daerah Pasar Surya (PDPS) Muhibuddin mengatakan, berdasar laporan yang diterima, ada pedagang yang reaktif saat di-rapid test di dua pasar tersebut. Namun, hingga kemarin, PDPS belum menerima laporan terperinci soal berapa yang dinyatakan reaktif. ”Tapi, infonya memang ada,” ujarnya.
Berdasar informasi, rapid test dilakukan di Pasar Genteng Baru, Pasar Kembang, dan Pasar Keputran. Total 300 orang yang dites. Dari jumlah tersebut, sebanyak 124 orang reaktif. Untuk memastikan, hari ini (15/5) mereka yang reaktif akan menjalani tes swab di salah satu rumah sakit swasta.
Kabag Administrasi Perekonomian dan Usaha Daerah Pemkot Surabaya Agus Hebi Djuaniantoro menjelaskan, pelaksanaan rapid test di tiga pasar itu merupakan rekomendasi dinas kesehatan (dinkes). Dari hasil tracing, jika ada potensi, akan dilakukan rapid test masal. ”Jika nanti ada pasar lain dan berpotensi, pasti juga dilakukan rapid test,” terangnya.
Hasil tes akan dianalisis, kemudian dijadikan kebijakan kelanjutan pengoperasian pasar. Pemkot sudah menyiapkan skema. ’’Salah satunya, pembeli yang masuk ke pasar akan dibatasi,’’ katanya. Langkah tersebut ditempuh karena selama ini membatasi pedagang sangat sulit.