Stok PRC O dan AB Kosong
SURABAYA, Jawa Pos ‒ Stok darah di unit transfusi darah (UTD) PMI Kota Surabaya semakin menipis. Berdasar data stok harian kemarin (14/5), tercatat jumlah persediaan darah packed red cell (PRC) tinggal 207 kantong. Bahkan, untuk jenis golongan darah O dan AB, stoknya kosong.
Krisis stok darah terjadi sejak sepekan belakangan. Terutama sejak diintensifkan penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Kota Surabaya. Aktivitas masyarakat untuk mendonorkan darah merosot drastis.
Kondisi tersebut ditambah minimnya aktivitas donor darah di instansi. Dua minggu lalu, pegawai dari instansi kepolisian dan anggota TNI sudah mendonorkan darah. ”Tapi, kalau saat ini mereka donor lagi, kan tidak bisa. Harus nunggu dua bulan lagi.” ucap Kabag Pelayanan dan Humas UTD PMI Kota Surabaya Martono Adi kemarin.
Dia berharap saat ini semangat pendonor kembali tumbuh. Pendonor tidak perlu takut. Sebab, hingga saat ini, belum ada penelitian yang membuktikan penularan Covid-19 lewat darah. Setiap pendonor juga akan mendapatkan pelayanan sesuai protokol kesehatan selama donor.
Beberapa instansi yang masih beroperasi juga diminta mengimbau pegawainya untuk mendonorkan darah. Petugas PMI akan datang langsung ke lokasi untuk mengambil darah. ”Warga juga menghubungi PMI untuk donor tingkat RW atau RT,” jelasnya.
Saat ini stok darah PRC dan thrombocyte concentrate (TC) sangat tipis daripada stok harian normal. Padahal, dua jenis itu sangat dibutuhkan masyarakat saat penanganan medis. PRC dibutuhkan untuk operasi, pasien kecelakaan, hingga pasien kanker darah. Sementara itu, TC diperuntukkan penanganan seperti penyakit demam berdarah. ”Jadi, perannya sangat penting. Apalagi yang kurang golongan darah O. Yang jumlahnya di Indonesia dominan,” tuturnya.
Kurangnya stok darah itu membuat beberapa pasien harus melakukan donor keluarga. Rumah sakit juga kini menerapkan skala prioritas. ”Yang urgen-urgen baru didahulukan,” ujarnya.