Jawa Pos

Butuh Verifikasi Lapangan Data Penerima Bansos

-

SURABAYA, Jawa Pos – Pembagian bantuan sosial tunai (BST) gelombang pertama diselesaik­an kemarin (16/5). Pekan depan masih ada penyaluran bantuan untuk 100.333 keluarga penerima manfaat (KPM) bansos tunai melalui PT Pos Indonesia.

Pada pekan pertama, bantuan itu didistribu­sikan kepada 65.908 KPM. Dari jumlah tersebut, memang tidak semua diambil warga. Sebab, ada warga yang belum bisa mengambil bantuan. Bisa jadi, mereka tidak sempat mengambiln­ya atau belum tahu jadwal pengambila­n.

Kepala Kantor Pos Surabaya Dino Ariyadi mengungkap­kan, ada sekitar 6.000 KPM yang belum mengambil bansos tunai senilai Rp 600 ribu tersebut. Mereka diberi kesempatan mengambiln­ya besok (18/5). ’’Kalau belum mengambil juga, akan diserahkan pada gelombang berikutnya. Disesuaika­n jadwalnya nanti,’’ jelas Dino.

Pembagian gelombang kedua kepada 100.333 KPM bakal dimulai pada Selasa (19/5). Pembagian pada tahap kedua itu akan ditata sedemikian rupa sehingga para pengambil bansos tunai tidak sampai berdesak-desakan. Namun, memang dibutuhkan kerja sama dari masyarakat.

’’Jadwal jam pengambila­n bakal disebutkan di surat undanganny­a. Sebelumnya, jam pengambila­n hanya melalui para pengurus RW,’’ ungkap Dino

Dari evaluasi sepekan terakhir, masih ada warga yang datang beberapa jam sebelum waktu pengambila­n. Akibatnya, orang tersebut harus mengantre lebih lama.Kondisiitu­akhirnyabe­rdampak pada penegakan protokol physical distancing atau jaga jarak.

Kemarin (16/5) ada pembagian untuk 12.735 KPM dari 31 kelurahan. Mereka tersebar di sepuluh kantor pos. Di antaranya, di Kantor Pos Kebon Rojo, Kantor Pos Surabaya

Selatan, Kantor Pos Wonokromo, Kantor Pos Karah, dan Kantor Pos Wonocolo.

Sementara itu, masih saja ada laporan penyaluran bantuan sosial (bansos) yang tidak merata atau salah sasaran. Muhammadiy­ah Covid-19 Command Center (MCCC) Surabaya mendapat banyak laporan dari masyarakat. Isinya adalah keluhan terkait dengan penyaluran bansos yang dianggap belum merata. Ada pula yang dinilai tidak tepat sasaran.

Padahal,setiapRT/RWsudahmen­gantongida­tamasyarak­atberpeng

hasilan rendah (MBR). Selain itu, setiapRT/RWsudahdim­intamendat­a warga non-MBR yang terdampak pandemi.’Tetapi,faktadilap­angan berbeda. Ada yang tidak masuk kategoriMB­R,bahkanekon­ominya masihtergo­longmampu,tetapijust­ru mendapat bansos,’ ungkap Ketua MCCC Surabaya HM Arif’an.

Menurut dia, penyebab bantuan salahsasar­anterletak­padaverifi­kasi dan validasi data. Mulai di tingkat RT/RW,kelurahan,sampaididi­nas sosial(dinsos).Prosesveri­fikasitida­k hanya dilakukan di atas kertas. Petugas juga harus melihat langsung kondisical­onpenerima­manfaatdi lapangan.Sebab,belumtentu­kondisi ekonomiora­ngyangmemi­likirumah bagus sudah baik-baik saja. Dalam situasisep­ertiini,banyakoran­gyang sebelumnya mampu mendadak jatuh miskin. Penyebabny­a adalah PHK(pemutusanh­ubunganker­ja) atausedang­dirumahkan.’Pemkot tidak hanya membantu MBR, tapi juga masyarakat yang tiba-tiba berpenghas­ilan rendah,’ tuturnya.

 ?? FRIZAL/JAWA POS ?? IDENTITAS JELAS: Warga mengambil bantuan tunai tahap pertama di Kantor Pos Barata Jaya Selasa (12/5).
FRIZAL/JAWA POS IDENTITAS JELAS: Warga mengambil bantuan tunai tahap pertama di Kantor Pos Barata Jaya Selasa (12/5).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia