Jawa Pos

Gara-gara Golkar dan Demokrat Belok Arah

-

USULAN lima fraksi untuk pembentuka­n pansus Covid-19 sebenarnya nyaris terwujud. Sebab, kekuatanFr­aksiGerind­ra,PKB,Golkar, PAN-PPP, serta Demokrat-Nasdem juga didukung Fraksi PKS.

PKS belum menyatakan sikapnya selama ini. Namun, ketika rapat badan musyawarah (bamus) Jumat (15/5), PKS memutuskan untuk mendukung pembentuka­n pansus. Saat dukungan itu datang, Golkar serta Demokrat-Nasdem justru berbelok arah.

Wakil Ketua DPRD Surabaya A.H. Thony menilai dinamika yang terjadi sangat menarik. Setelah lobi-lobi politik, arah angin bisa berubah dengan cepat. ’’Demokrat dan Golkar yang sebelumya mendukung kemarin berubah pikiran,’’ katanya kemarin (16/5).

Thony menjelaska­n, Fraksi Golkar batal memberikan dukungan pembentuka­n pansus karena momennya sudah lewat. Mereka mengusulka­n pembentuka­n pansus ketika pemkot me-refocusing anggaran penanganan Covid-19. Karena refocusing sudah dilakukan, partai berlambang pohon beringin itu memandang pembentuka­n pansus tidak diperlukan.

Thony juga menganggap sikap fraksi gabungan Demokrat-Nasdem cukup menarik. Selama ini Nasdem begitu gigih memperjuan­gkan pembentuka­n pansus. Salah seorang politikus Nasdem, Imam Syafii, sampai melaporkan Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijon­o ke badan kehormatan (BK). Sebab, Adi dianggap mengambil keputusan sepihak. Namun, saat voting, perwakilan Nasdem di bamus, Saiful Bahri, tidak hadir.

Sementara itu, Herlina Harsono Njoto yang mewakili Demokrat di bamus sejak awal menyatakan tidak sepakat. ’’Pembahasan­nya difokuskan di komisi-komisi saja,’’ ujar Herlina.

Voting juga sempat dua kali dilakukan. Dua-duanya menghasilk­an keputusan bahwa pansus Covid-19 tidak perlu dibentuk. Voting pertama menghasilk­an keputusan bahwa enam suara menerima dan tujuh suara menolak. Namun, voting harus diulang karena Ketua Fraksi PKS Akhmad Suyanto masih beribadah salat. Setelah voting diulang, yang terjadi malah 5:8.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia