Jawa Pos

Sanksi Sosial bagi Warga Bandel

RT Filter Keluar Masuk Masyarakat

-

SIDOARJO, Jawa Pos – Dalam PSBB tahap kedua ini, Polresta Sidoarjo fokus memelototi empat kawasan. Yakni, Taman, Waru, Sidoarjo, dan Candi. Sebab, jumlah kasus persebaran Covid-19 terus bertambah. Saat ini di Waru jumlah warga yang positif mencapai 58 orang. Disusul Taman urutan kedua dengan 34 orang.

Kapolresta Sidoarjo Kombespol Sumardji mengatakan, laju penambahan di empat kecamatan itu harus ditekan. Salah satu caranya, menambah sanksi PSBB jilid kedua. Pemkab dan Polresta Sidoarjo menyiapkan hukuman sosial. Yang melanggar harus bersiap membersihk­an jalan dan kuburan atau ikut membantu di dapur umum. ”Kalau masih bandel, harus ikut memakamkan warga yang meninggal karena Covid-19,” tegasnya.

Mulai kapan sanksi itu diterapkan? Sumardji mengatakan, Peraturan Bupati (Perbup) No 36 Tahun 2020 sudah disosialis­asikan. Dalam waktu dekat diterapkan. Dia menambahka­n, sanksi itu dikenakan kepada warga yang membandel. ”Sudah berulangul­ang melanggar aturan PSBB. Salah satunya melanggar jam malam,” paparnya. Kapolresta Sidoarjo tersebut juga meminta seluruh warga Kota Delta ikut ambil peran untuk menekan persebaran Covid-19. Caranya, membangun checkpoint secara swadaya. Salah satu yang dibangun warga berada di Perumahan Wisma Tropodo, Waru. Pos pemeriksaa­n itu didirikan di akses menuju perumahan. Setiap pengendara yang melintas diperiksa.

Kemarin (16/5) Sumardji berkunjung ke checkpoint di Perumahan Wisma Tropodo. Pria asal Nganjuk itu melihat langsung upaya warga menangkal persebaran korona baru. Pos tersebut dijaga empat relawan. Setiap kendaraan dipelototi. Pengendara yang tak memakai masker diminta putar balik. ”Kami harus tegas,” ucap Sekretaris RW 3 Rasyid.

Bukan hanya warga, ojek online (ojol) yang masuk perumahan pun diperiksa. Mereka wajib menunjukka­n bukti pemesanan. ”Kalau tidak bisa menunjukka­n, kami minta putar balik,” tegasnya. PSBB tahap kedua mewajibkan warga membawa surat jalan dari RT jika tidak ada surat tugas dari perusahaan tempat bekerja. Ketua RT 23, Kelurahan Sekardanga­n, Edi Priyanto membuat inovasi surat jalan online. Pengajuann­ya secara daring serta memanfaatk­an barcode.

”Warga tidak boleh ke rumah saya, tapi via WhatsApp (WA), tanda tangan saya pakai barcode dan saya

PDF-kan, lalu kirim ke WA mereka lagi,” ujar Edi Priyanto.

Form standar dari pemkab dia modifikasi dengan barcode. Ketika barcode di-scan, datanya langsung masuk ke telepon seluler untuk konfirmasi. Sebelum mencetak, data warga yang mengajukan dicocokkan ke database RT. ”NIK mereka kami cek di database sehingga tidak bisa memalsukan,” terangnya.

Selain itu, dia bertanya keperluan warga melalui WA. ”Kita lihat kepentinga­nnya, tidak asal berikan. Alasannya harus masuk akal. Kalau sekadar main, ya tidak,” ujarnya.

Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sidoarjo Nur Achmad Syaifuddin meminta para ketua RT turut memfilter keluar masuk warga. RT bisa bekerja sama dengan posko yang ada di tiap desa. ”Tidak boleh asal memberikan surat jalan,” ujarnya.

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia