Proyek Rumah Pompa Petekan Dihentikan Sementara
SURABAYA, Jawa Pos – Pandemi Covid-19 membuat sejumlah proyek pembangunan di Surabaya harus berhenti. Salah satunya pembangunan lanjutan Rumah Pompa Petekan. Proyek senilai Rp 21,1 miliar tersebut dihentikan sampai waktu yang tidak ditentukan.
Padahal, pembangunan tengah dikebut agar selesai sesuai target. Dua unit mesin pompa dengan kapasitas yang berbeda telah terpasang. Yaitu, mesin dengan daya pompa 5 kubik liter per detik dan 3 kubik liter per detik. Kemudian, sebuah pintu air berukuran 5 x 7 meter telah terpasang. Dan, tahun ini dua mesin dengan daya pompa 5 kubik liter per detik seharusnya dipasang. Begitu juga dengan pintu air berukuran 12 meter.
Beberapa persiapan seperti pembuatan rangkaian tempat mesin serta pemasangan tiang pancang telah selesai. Tinggal menunggu datangnya mesin serta rangkaian pintu air. Setelah itu, dilanjutkan dengan proses pemasangan. Namun, pengerjaan mendadak harus dihentikan.
Koordinator PT Ganesha Jaya Afan Rifai menjelaskan, pengerjaan dihentikan sejak awal Mei. Di pertengahan jalan, secara mendadak pemerintah memutuskan mengalihkan anggaran pembangunan Rumah Pompa Petekan untuk biaya penanggulangan Covid-19.
Meski telah ada tanda tangan kontrak terkait pembiayaan proyek pembangunan pada 2020, pihaknya tidak bisa memaksakan kehendak. Yaitu, tetap melanjutkan pembangunan Rumah Pompa Petekan tahap akhir. ”Meskipun telah ada kesepakatan, tetapi anggaran dikucurkan secara bertahap. Dan bisa saja dihentikan jika terjadi peristiwa mendesak. Seperti wabah korona,” kata Afan kemarin (17/5).
Penghentian proyek secara otomatis telah merugikan pihaknya. Yang seharusnya pembangunan lanjutan Rumah Pompa Petekan bisa diselesaikan akhir 2020 kini diprediksi meleset. Ditambah lagi belum adanya kepastian kapan proses pengerjaan kembali berjalan.
Meski terasa berat, pihaknya tidak mempunyai pilihan. Proyek tetap dihentikan. Sebab, bagaimanapun, kondisi yang terjadi bukanlah kesalahan Pemkot Surabaya. Melainkan sudah musibah atau bencana yang tengah dialami di seluruh negara. ”Dengan kondisi seperti ini, kami memakluminya,” ucapnya.
Walaupun proyek dihentikan, Afan menjelaskan, bukan berarti seratus persen proses pengerjaan tidak berjalan. Sampai saat ini, beberapa pekerjaan kecil masih berjalan. Seperti pembuatan tiang pancang, penambalan, dan pengelasan. Sambil menunggu pengerjaan skala besar kembali dilakukan.