Sempat Grogi saat Ngidung Bawa Nama Instansi
Keinginan Agus Widodo sederhana saja. Bisa menghibur dan membantu kampanye pemerintah melawan Covid-19. Caranya unik. Yakni, mengangkat budaya parikan khas Jawa Timur. Alhasil, aksi tersebut mendapat perhatian khusus dari Panglima Kodam V/Brawijaya Mayjen
Jawa Pos
MEMAKAI belangkon, wajah Agus Widodo semringah. Sesekali tubuhnya merespons musik ludruk dengan gerakan khas. Begitu asyiknya dia ngidung:
Jempolan pancen jempolan, pantas diacungkan untuk tim kesehatan.
Bahu-membahu di garda terdepan, nangani korban gak wedi ketularan.
Agus, sapaan akrabnya, tak hanya dikenal para anggota di lingkungan Kodam V/Brawijaya. Tapi, juga dikenal langsung oleh pangdam V/Brawijaya. Penyebabnya tak lain aksinya yang membuat jula-juli tentang Covid-19. Bahkan, kegemaran membuat kidungan itu diapresiasi langsung oleh pangdam.
Sebetulnya, yang dicari Agus bukanlah ketenaran dan sanjungan pimpinan. Sebab, tujuannya hanyalah sederhana
Di samping melestarikan budaya, dia juga mengajak masyarakat berpartisipasi melawan persebaran Covid-19. ”Ini tak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah,” ucapnya kemarin siang (18/5).
Agus menyebutkan, parikannya adalahjula-julidangdut.Maksudnya, denganmendengarjula-juli,orang bisaberjoget.Meskibegitu,adapesan yang terkandung di dalamnya.
Khusus tema Covid-19, dia membuat beberapa seri. Mulai pahlawan kesehatan, tetap tinggal di rumah, hingga terkait masyarakat yang terdampak pendemi.
Sebetulnya, kata dia, ada tujuh parikan yang dia buat dengan tema khsusus korona. Hanya, belum semua terpublikasi oleh bagian penerangan Kodam V/Brawijaya. Bahkan, untuk empat seri yang sudah terpublikasi itu, naskahnya dikoreksi oleh beberapa petinggi Kodam V/Brawijaya. Mulai kepala divisi penerangan hingga pangdam. Semuanya dilakukan agar tidak ada kesalahan dan penafsiran di masyarakat. ”Untuk koreksinya ketat,” ucapnya.
Durasinya sengaja dibuat tidak lebih dari tiga menit. Tujuannya, orang tidak bosan dan pesan tersampaikan. Cara tersebut merupakan petunjuk pangdam. Agus tidak menyangka dibuatkan video dan mendapat perhatian dari banyak pihak.
Awalnya, naskah jula-juli parikan Covid-19 itu dibuat sejak Maret. Termasuk videonya. Hanya, masih di-upload di YouTube pribadinya ”Agus mcwidodo.” Nah, kebetulan awal Mei kemarin parikan tersebut terdengar sampai ke telinga pangdam. ”Rasanya memang beda dan grogi saat membawa nama instansi,” ucapnya.
Pembuatan video dilakukan singkat dan sederhana. Dengan memanfaatkan tembok ruangan pelaksanaan teknis (laknis) dan bermodal kain biru. Lokasi tersebut disulap tim penerangan Kodam V/Brawijaya menjadi ministudio. Di tempat itu juga Agus mengekspresikan gerakan layaknya pertunjukkan ludruk.
Dia menuturkan, empat video tersebut dibuat hanya dalam kurun waktu dua jam. Ada banyak makna yang tersirat dalam parikannya. Salah satunya soal dukungan kepada tenaga medis. Sebab, mereka adalah salah satu pihak yang bersentuhan langsung dengan Covid-19. Hal yang dihindari oleh banyak orang.
Belum lagi, lanjut dia, dalam bertugas, mereka memakai APD lengkap. Melihat situasi tersebut, Agus terdorong melakukan sesuatu. Salah satunya membuat parikan persembahan untuk tim medis. Termasuk meminta kepada masyarakat taat protokol kesehatan. Itu dituangkan dalam parikan yang berjudul Ikuti Pemerintah Tinggal di Rumah.
Semua parikan yang dibuat Agus tak lain didasari rasa keprihatinan. Di samping itu, dia memiliki tekad untuk melestarikan budaya Jawa Timuran tersebut. Mengingat, sekarang parikan atau pantun Jawa itu sudah ditinggalkan anak muda.
PNS Kodam V/Brawijaya itu sebenarnya tidak memiliki darah seni. Kesukaannya pada parikan dimulai dari kecintaan pada tokoh ludruk Kartolo. Sekitar 2005, dia mulai belajar parikan dan cara menyampaikannya dengan baik.
Berbekal ketelatenan, Agus yang menjadi PNS di Kodam sejak 1998 sering menerima job, baik dari TV swasta maupun pertunjukan ludruk. Bahkan, beberapa tahun lalu Agus kerap siaran di TV lokal dengan membawakan acara Kidungan. Tak jarang, dia juga menjadi MC acara pernikahan.
Dia mengaku tak butuh waktu lama dalam membuat parikan. Satu hingga dua jam sudah jadi. Sebagian besar temanya menyesuaikan dengan situasi yang ada. Misalnya, pada pandemi Covid-19 seperti sekarang. Sebelumya, pria asli Pulosari, Gunungsari, itu juga membuat parikan bertema SEA Games pada tahun lalu.
Parikan biasanya dibuat setelah dia pulang dari dinas. Itu dilakukan supaya tidak menganggu pekerjaannya. Karena itu, semua video yang di-upload di akun YouTube-nya berlatar ruang tamu rumahnya. ”Kalau di rumah, ya saya rekam pakai handphone saya,” terangnya.
Agus mengungkapkan, dengan diberikannyaakseshinggadibuatkan video oleh Kodam V/Brawijaya, dirinya sangat berterima kasih kepada pangdam V/Brawijaya, Kapendam, dan Kapaldam. Apalagi dia sekarang dikenal dengan sebutan Cak Bhirowo.
Dia berharap parikan tersebut dapat menghibur sekaligus memberikan pesan kepada banyak orang. Termasuk membantu pemerintah dan tim kesehatan dalam penanganan Covid-19.
Mangan ketan leyeh-leyeh lungguhe…
Nek gak enek tim kesehatan malah akeh korbane…