Jawa Pos

Mundur karena Banyak Konflik dan Kepentinga­n

-

JAKARTA, Jawa Pos – Keputusan Hasani Abdulgani mundur dari jabatan komisaris di PT LIB bukan tindakan spontan. Hal tersebut sudah dipikirkan­nya secara matang. Bahkan, sejak April dia ingin keluar dari operator Liga 1 dan Liga 2 tersebut.

Alasannya tak lain karena ketidakhar­monisan di tubuh direksi LIB. Dia melihat ada direksi yang sudah tidak memikirkan masa depan sepak bola Indonesia. Saling serang untuk kepentinga­n pribadi dan golongan.

Ditambah visi yang tak lagi sama. Hasani yang sejak awal berniat meningkatk­an level kompetisi selalu dihadapkan pada visi yang berbeda dengan para direksi. Tentu, hal tersebut membuatnya tidak nyaman. ’’Ya, akhirnya mundur,’’ katanya.

Hasani merupakan satu di antara tiga komisaris yang mundur dari LIB. Dua di antaranya Sonhadji dan Hakim Putratama. Hasani juga mengaku tidak terkejut ketika Direktur Utama Cucu Somantri ikut mundur setelah dirinya memutuskan tak lagi bersama LIB.

Hasani saat ini hanya berfokus di jabatan Exco PSSI. Disinggung soal siapa yang layak menjadi pengganti, dia menyerahka­n sepenuhnya kepada pemegang saham LIB. ’’Gantian, biar teman exco yang lain mengisinya. Mudah-mudahan akan lebih baik ke depan,’’ paparnya.

Walau sudah mundur, dia menegaskan akan tetap terbuka jika LIB meminta berbagai saran kepadanya. ’’Sebagai profesiona­l dan exco, tentu saya akan bantu beri saran jika diminta,’’ tuturnya.

Sayang, sejauh ini hanya Hasani yang mau berkomenta­r setelah mundur dari LIB. Cucu Somantri tutup mulut.

Jawa Pos yang mengontakn­ya berkalikal­i tidak mendapat jawaban apa pun. Begitu juga Sonhadji dan Hakim. Keduanya bak menghilang setelah mundur dari LIB.

Rencananya, LIB kembali menggelar RUPS luar biasa setelah Lebaran. Hal tersebut dikatakan salah seorang komisaris, Ferry Paulus. Jabatan kosong di posisi direktur utama dan tiga komisaris harus segera diisi agar LIB bisa bekerja maksimal ke depan. ’’Waktu kami umumkan secepatnya,’’ terangnya.

Salah satu sumber internal klub yang ikut RUPS luar biasa kemarin menyebut Cucu mundur karena dituduh tidak ikut usulan dari direksi lain soal kontrak dengan televisi. Salah seorang direksi mengatakan,

TV lain justru menawarkan kontrak lebih besar Rp 250 miliar. Tetapi, Cucu malah memilih kontrak dengan TV yang hanya memberikan Rp 200 miliar.

Sumber internal itu menyebutka­n, salah seorang komisaris sempat melakukan pembelaan soal kontrak tersebut. Komisaris yang mundur itu menegaskan, direktur keuangan juga tidak transparan mengenai kontrak mediate dengan salah satu stasiun TV. Yang nilai sebenarnya Rp 40 miliar malah dilaporkan Rp 20 miliar. ’’Karena itu, Pak Cucu mundur. Dia tidak mau diajak mencuri katanya,’’ ucap salah seorang sumber itu.

Direktur Utama PT PBMB (Madura United) Zhia UI Haq mengaku tidak mendengar soal saling interupsi masalah kontrak dengan televisi tersebut. Yang jelas, hasil RUPS luar biasa kemarin sangat mengecewak­an dia. ’’Saya lagi salat mungkin ketika ada interupsi tersebut,’’ bebernya.

Salah seorang pengamat sepak bola, Kusnaeni, mengatakan, sebenarnya pergantian komisaris ataupun direksi adalah hal biasa dalam bisnis. Jika pemegang saham mengingink­an perubahan, hal tersebut lazim terjadi.

Masalahnya, komisaris dan direksi mundur karena ada tekanan. Menurut dia, hal tersebut sangat aneh dalam sebuah perusahaan. ’’Itu tidak lazim karena yang berkuasa di dalam perseroan adalah para pemegang saham,’’ tegasnya.

 ?? PSSI.ORG ?? Hasani Abdulgani
PSSI.ORG Hasani Abdulgani

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia