Jawa Pos

Dokter yang Meninggal Bukan karena Korona

-

SURABAYA, Jawa Pos – Pesan terusan atau forward WhatsApp yang berisi setidaknya tiga nama dokter di Surabaya yang disebut meninggal dunia karena terinfeksi Covid-19 tersebar di kalangan masyarakat kemarin (19/5). Dalam pesan itu disebutkan, ada tiga tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit (RS) swasta dan dirawat di RS Adi Husada sebagai pasien korona

Menanggapi hal tersebut, pihak RS Adi Husada menegaskan bahwa yang beredar itu merupakan kabar palsu. ”Memang ada satu orang dokter yang dirawat di IGD kami, tapi bukan karena Covid-19. Yang bersangkut­an meninggal dunia di ruang IGD sebelum sempat menjalani rawat inap,” terang Humas RS Adi Husada Undaan Wetan Johan Soesanto saat dikonfirma­si Jawa Pos kemarin.

Johan menjelaska­n, dokter yang dimaksud dibawa ke ruang IGD dini hari (sekitar pukul 01.00 WIB) dan dinyatakan meninggal dunia beberapa jam berselang. Ditanya mengenai penyakit yang diderita dokter tersebut, Johan menolak menjelaska­n. Dengan alasan hak dan privasi keluarga almarhum yang belum memberikan izin atau persetujua­n, pihaknya tidak bisa membuka identitas dan diagnosis medis pasien. ”Harus ada pernyataan resmi izin dari keluarga untuk itu. Karena berkaitan dengan kode etik medis,” imbuhnya.

Namun, Johan dan pihak RS memastikan bahwa penyebab meninggaln­ya bukan positif korona. Dia juga tidak membenarka­n kabar bahwa ada dua dokter lainnya yang tutup usia di RS itu pada hari yang sama.

Johan menegaskan, tidak tercatat ada dokter yang kemarin berstatus positif korona dan dirawat di ruang isolasi. Juga tidak ada tiga dokter yang meninggal bersamaan di RS Adi

Husada Undaan kemarin. ”Tidak ada. Hoax itu. Yang benar, hanya ada satu dokter yang meninggal di IGD dan sekali lagi bukan karena korona,” tegasnya.

Kabar tersebut, tandas Johan, merupakan karangan cerita yang dibuat orang lain tanpa konfirmasi jelas. Sehingga memunculka­n ketakutan dan kepanikan berlebihan di masyarakat. Dia sendiri mengimbau untuk lebih cerdas dan bijak dalam bermedsos.

”Jangan asal mem-forward pesan. Coba ditelaah dan dipahami dulu. Kita sekarang ini di tengah pandemi. Mudah sekali berkembang cerita seorang dokter meninggal karena Covid19, padahal karena penyebab lain,” tuturnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia