Orang Tua ABK Juga Sambat Pandemi
SIDOARJO, Jawa Pos - Dampak pandemi Covid-19 juga dirasakan orang tua anak berkebutuhan khusus (ABK). Kemarin (19/5) mereka menyampaikan keluhan sulitnya membayar guru-guru pendamping ABK (shadow
teacher) kepada Ketua DPRD Sidoarjo Usman. Sebab, penghasilan orang tua turun drastis.
Zurotul Inayah, seorang wali murid, mengatakan, saat ini orang tua keberatan kalau harus membayar penuh guru shadow. ’’Kalau normal, tidak masalah. Tapi, saat Covid-19 ini, memang agak berat,’’ katanya.
Menurut Inayah, per bulan ratarata orang tua ABK harus mengeluarkan Rp 800 ribu sampai Rp 1 juta. Mau tidak mau. Sebab, seorang ABK memang butuh didampingi satu shadow teacher. Guru kelas juga tidak memungkinkan mengontrol ABK jika tanpa shadow teacher. ’’Harapan kami, ada keringanan 50 persen atau lebih,’’ harapnya di SDN Sedati Agung, Sedati, kemarin.
Kabid SD Dinas Dikbud Sidoarjo Bambang Eko Wiroyudho menjelaskan, shadow teacher memang dibiayai wali murid atas kesepakatan bersama. Jika memang wali murid keberatan, sekolah bisa membantu. Caranya, menganggarkan biaya itu lewat rencana kerja dan anggaran sekolah (RKAS). ’’Itu bisa berupa jasa seperti guru ekstrakurikuler nanti. Pakai anggaran jasa,’’ terang Bambang. Sekolah bisa berkonsultasi lebih lanjut.
Ketua DPRD Sidoarjo Usman yang sedang menjalani reses menyatakan, seluruh aspirasi warga diterima dan ditindaklanjuti. ’’Kami akan bahas. Bisa jadi guru shadow ini menjadi GTT atau seperti apa nanti. Yang jelas, semua masukan kami terima,’’ terangnya.
Usman juga meminta dinas dikbud menggelar pelatihan untuk GPK (guru pendamping khusus) dengan lebih intensif. Terapi untuk ABK juga perlu merata ke semua kecamatan.
Usman menambahkan, untuk GPK, dirinya menyebut sudah ada tunjangan khusus. Murid ABK di Sidoarjo juga sudah dapat bantuan operasional sekolah daerah (bosda) dua kali lipat. Siswa reguler SD dapat bosda per siswa Rp 348.000 per tahun. Siswa SMP Rp 846.000 per tahun. Murid ABK diberi dua kali lipat dari jumlah itu. ’’Guru shadow ini harus dibahas lebih detail,’’ terangnya.
Hadir bersama Usman kemarin anggota Komisi B DPRD Jatim Achmad Amir Aslichin. Mas Iin, sapaannya, mengaku ingin tahu apa saja kendala dan permasalahan di masyarakat. Sebab, anak berkebutuhan khusus memang menjadi perhatiannya.
Dia juga siap menampung seluruh suara warga untuk ditindaklanjuti. Dia berharap dinas-dinas dan instansi pemerintah aktif menggaet keterlibatan pemerintah provinsi maupun pusat dalam penanganan ABK.