Jawa Pos

Selalu Incar Motor Matik

Bandit Curanmor yang Ditembak Mati

-

SURABAYA, Jawa Pos – Ahmad Rohman tidak mengincar sembarang motor. Bandit pencurian kendaraan bermotor (curanmor) yang ditembak mati polisi tersebut selalu menyasar motor matik. Motor jenis itu menjadi pilihan karena cepat laku dijual.

Kanitresmo­b Polrestabe­s Surabaya Iptu Arief Ryzki Wicaksana menyatakan, motor curian tersebut dijual dengan harga beragam. Mulai Rp 2 juta–Rp 3 juta. ”Harganya bergantung kesepakata­n dengan penadah,” jelasnya. Rohman tidak punya penadah tetap. Dia menjual motor curian kepada siapa pun yang mau membelinya.

Arief menjelaska­n bahwa uang hasil penjualan motor curian dibagi berdua dengan tersangka lain. Yakni, Indra Cosorif Lianto. ”Dibagi rata,” ungkapnya.

Menurut Arief, kelompok curanmor itu memiliki prioritas motor matik sebagai incaran. Indra dalam pemeriksaa­n menyebut keduanya sangat mudah menjual. ”Banyak yang minat. Jadi, tersangka tidak perlu waktu lama untuk mendapat uang,” jelasnya.

Arief menuturkan, sindikat curanmor yang ditangkap tidak hanya modal kunci T. Rohman yang tewas juga selalu membawa senjata tajam (sajam) jenis parang. Warga Sampang, Madura, itu menyelipka­nnya di balik jaket atau baju yang dikenakan.

Indra, teman aksinya, beralasan sajam itu belum pernah dipakai untuk melukai korban. Rohman hanya membawanya untuk mengancam ketika kepergok. ”Dalihnya buat jaga-jaga,” tutur Arief.

Mantan Kasubnit Jatanras Polrestabe­s Surabaya tersebut menambahka­n, sindikat tersangka punya lokasi incaran khusus. Yakni, tempat parkir minimarket dan kos-kosan. Sebab, mayoritas keduanya tidak dijaga dengan ketat. ”Dimanfaatk­an pelaku akhirnya,” ucap alumnus Akpol 2013 itu.

Arief mengatakan, kelompok mereka cukup lincah saat beraksi. Rohman dan Indra bisa menggondol lebih dari satu motor dalam satu malam. ”Momentum yang dicari. Kalau memang bisa disikat sekalian,” terangnya.

Komplotan curanmor itu sudah 11 kali beraksi ketika pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Jejak mereka terendus polisi setelah salah satu aksinya terekam CCTV. Rohman yang berstatus residivis tidak sulit diidentifi­kasi. Dia disergap di Jalan Ir Soekarno (MERR). Namun, pria 31 tahun itu mencoba melawan dengan sajam. Alhasil, polisi terpaksa mengambil tindakan tegas terukur alias tembak di tempat. Rohman tewas dalam perjalanan ke rumah sakit.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia