Berharap Masyarakat Puasa Gadget
Heri Lentho Sambut Hari Kebangkitan Nasional
SURABAYA, Jawa Pos – Setelah membuat gerakan Sujud Bumi pada 22 April lalu untuk memperingati Hari Bumi, lalu gerakan Menari Itu Sehat dalam peringatan Hari Tari Sedunia 29 April lalu, kini seniman Heri Lentho kembali melahirkan gerakan selanjutnya. Yakni, Dharma Suci. Hari ini (20/5) dia berencana mengajak orang-orang melakukan gerakan Dharma Suci untuk memperingati Hari Kebangkitan Nasional.
Dalam gerakan Dharma Suci, konsepnya dibuat sehari semalam menghikmahi Hari Kebangkitan Nasional. Diawali dengan menjalani ritual atau beribadah masing-masing, kemudian dilanjutkan dengan bersih-bersih rumah seperti adat dalam menyongsong hari raya. ’’Kegiatan ritual, ibadah, dan bersih-bersihnya bisa apa aja. Bisa dalam bentuk yoga, membaca Alquran, mengecat rumah, ataupun menghias rumah,’’ terang Heri saat dihubungi kemarin (19/5).
Selain itu, dalam melakukan gerakan Dharma Suci, dia mengajak untuk tidak mengaktifkan handphone dalam sehari. ’’Mungkin inilah poin paling memberatkan semuanya. Sebab, bisa dibilang tidak sedikit yang sudah ketergantungan sama HP ya,’’ katanya.
Berangkat dari situlah, pria yang bernama asli Heri Prasetyo itu menawarkan untuk berhenti sehari dan puasa dengan handphone masing-masing. ’’Karena saya rasa bangsa ini juga sudah over megang HP dan melupakan ritualnya,’’ ujarnya.
Padahal, menurut dia, masa pandemi yang juga dibarengi dengan bulan puasa ini bisa menjadi waktu yang tepat untuk berpuasa dari gadget dan berfokus pada kesehatan diri. ’’Menurut saya, ini juga sangat penting dalam menghadapi situasi pandemi seperti ini. Kalau diibaratkan, itu seperti ulat. Kita bisa belajar pada ulat yang beritual dalam kepompong yang kemudian menuju kehidupan baru,’’ paparnya.
Pria 53 tahun itu pun menyebarkan gerakan tersebut lewat media sosialnya maupun broadcast. Gerakan-gerakan yang dilakukannya selama masa pandemi ini tentu punya tujuan dan latar belakang sendiri. Heri menjelaskan bahwa gerakan kebudayaan seperti ini bisa menjadi salah satu jalan untuk membangkitkan roh kegotongroyongan yang merupakan budaya Indonesia. Korona memang bisa mematikan banyak hal. Namun, lewat korona, seharusnya hal-hal yang sudah lama hilang juga bisa dibangkitkan.
Sementara itu, gerakan yang akhir-akhir ini selalu digalakkannya juga berawal dari peringatan hari nasional di Indonesia. Misalnya saja, gerakan Sujud Bumi. Dia mengungkapkan bahwa awal mula idenya adalah ingin merespons kondisi sekarang sambil memperingati Hari Bumi.
Setelah gerakan yang pertama itu, akhirnya sebuah grup dibuat di media sosial yang dilanjutkan dengan gerakan kedua Menari Itu Sehat untuk memperingati Hari Tari Sedunia. ’’Sekarang Dharma Suci lahir dari Hari Kebangkitan Nasional. Kita bangkit bersama korona dengan melakukan gerakan hidup sehat di rumah dan lebih mengajak pribadi masing-masing untuk melakukan ritual dan pekerjaan di rumah saja,’’ tuturnya.
Menurut saya, ini juga sangat penting dalam menghadapi situasi pandemi seperti ini. Kalau diibaratkan, itu seperti ulat. Kita bisa belajar pada ulat yang beritual dalam kepompong yang kemudian menuju kehidupan baru.” HERI LENTHO
Seniman