Manfaatkan Galeri Online untuk Buka Donasi
SURABAYA, Jawa Pos – ’’Ini karya-karya yang saya unggah di website milik saya,’’ tutur fotografer Dewi Tandjung saat ditemui Jawa Pos. Dia menunjukkan ribuan koleksi fotonya di situs web yang dikelolanya. Koleksi foto yang diunggah merupakan hasil jepretan sendiri.
Kini fotografer asal Surabaya itu juga membuka donasi melalui koleksi fotonya. Dia menyebutnya sebagai galeri online. Di sana ada sejumlah koleksi foto dari berbagai kategori. Misalnya, lanskap, travel, human interest, portrait, nature, dan macro. Jumlahnya lebih dari seribu foto. Itulah koleksinya sejak sepuluh tahun lalu. Setelah memotret, dia lanjut mengedit dan mengunggah foto di website yang dikelolanya sejak 2015. Awalnya, Dewi lebih menyukai genre foto macro. Misalnya, memotret model yang berkarakter. Lima tahun terakhir, dia lebih berminat dengan foto etnik. Yaitu, memotret beragam budaya dan festival budaya di berbagai penjuru. Baik di dalam maupun luar negeri. Salah satunya, suku Dayak Iban di Sarawak, Malaysia. Sebab, dia juga pencinta traveling.
’’Bagi saya, mereka harus dilestarikan melalui gambar agar tak mudah dilupakan,’’ jelas perempuan 43 tahun tersebut. Karya terakhirnya tentang budaya adalah Parade Tatung saat Cap Go Meh di Singkawang.
Situasi pandemi membuat Dewi berpikir untuk memberikan donasi kepada yang membutuhkan. Dia lantas membuka donasi melalui karyanya sejak sebulan terakhir. Ibu dua anak itu menawarkan sertifikat keaslian dan foto yang dicetak terbatas. ’’Karena tidak memungkinkan secara on the spot, saya memamerkannya di galeri online dan e-book,’’ papar perempuan yang tergabung dalam Perkumpulan Seni Foto Surabaya (PSS) tersebut.
Saat ini sudah ada lima kolektor yang tertarik. ’’Sebagian pendapatannya bakal didonasikan untuk membantu yang membutuhkan pada masa pandemi,’’ ujarnya.
Ke depannya, dia juga memamerkan karya bersama fotografer lain secara virtual. Pameran itu sekaligus ditujukan untuk kepentingan donasi.