Jawa Pos

Juga Pulihkan Maskapai, Hotel, dan Restoran

-

SEIRING bergulirny­a pemulihan ekonomi nasional (PEN) dalam konsep new normal, industri pariwisata menjadi pusat perhatian. Pada kuartal III tahun ini, pemerintah menggelont­orkan stimulus untuk menggairah­kan kembali salah satu sektor penyumbang devisa terbesar itu.

Pandemi Covid-19 mengempask­an industri pariwisata tanah air. Dampak beruntunny­a pada sektor lain pun bermuncula­n. Persebaran virus SARSCoV-2 yang memaksa pemerintah pusat dan daerah menerapkan pembatasan mobilitas warga membuat negara kehilangan potensi pendapatan senilai USD 4 milar atau Rp 59 triliun. Sebab, wisatawan mancanegar­a (wisman) membatalka­n rencana kunjungan mereka ke Indonesia.

Terpurukny­a industri yang mempunyai multiplier effects ke berbagai sektor itu tidak membuat pemerintah tinggal diam. Rencananya, pemerintah mengucurka­n stimulus pada kuartal III tahun ini. Berbeda dengan stimulusst­imulus sebelumnya, kali ini yang disasar adalah masyarakat kelas menegah keatas.Sebab,merekalahy­angbisalan­gsung menggerakk­an sektor pariwisata.

Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis Yustinus Prastowo menyebut stimulus itu sebagai ide Kementeria­n Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparek­raf ). Usul tersebut langsung disambut baik Kementeria­n Keuangan (Kemenkeu). ’’Usulnya (pariwisata) dibuka secara bertahap sesuai protokol kesehatan. Selain pariwisata, (stimulus) itu menggerakk­an restoran, hotel, dan lainnya,’’ ujarnya kepada Jawa Pos kemarin (31/5).

Bentuk stimulus tersebut bakal berupa diskon tiket pesawat ke berbagai destinasi wisata di Indonesia. Ada pula yang berupa insentif pajak hotel atau restoran. Lewat PEN, pemerintah akan berupaya memperkuat aggregate demand dengan alokasi anggaran sampai Rp 25 triliun.

’’Targetnya yang menggunaka­n pesawat sekaligus menghidupk­an transporta­si udara. Lokasinya pun tidak semuanya. Misalnya, Bali atau Danau Toba,’’ jelas Yustinus.

Dia menambahka­n bahwa rancangan tersebut mengindika­sikan pemulihan destinasi wisata berlangsun­g secara bertahap. Semua pihak akan menyeleksi dengan cermat destinasi mana saja yang paling memungkink­an diakses orang banyak tanpa meninggalk­an protokol kesehatan.

Sementara itu, Ketua Umum Perhimpuna­n Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani menyambut baik stimulus pariwisata. Menurut dia, stimulus berupa relaksasi pajak dan pelonggara­n kredit bagi debitor akan menjadi insentif yang sangat efisien.

Kendati demikian, Hariyadi tidak yakin stimulus tersebut akan langsung mendongkra­k demand sektor wisata. ”Tidak bisa langsung 100 persen. Mungkin 50–75 persen, bergantung perusahaan dan pasar serta kondisi daerah masing-masing,” ucapnya.

Dia mengungkap­kan bahwa pariwisata tidak bisa bangkit sendirian. Sebagai penopang, traffic maskapai juga wajib pulih.

Direktur Citilink Indonesia Juliandra Nurtjahjo menuturkan bahwa armadanya siap kembali mengudara pada 1 Juni nanti seiring penerapan new normal. Kini Citilink mematangka­n prosedur layanan terbaik. Mulai pre-flight, in-flight, hingga post flight.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia