Jawa Pos

Petugas Harus Bongkar Dulu Pintu Pagar dan Pintu Utama

Di rumah tempat Nurhadi ditangkap, baru sejak bulan puasa lalu tampak aktivitas. Biasanya ada paket yang diantar ke rumah itu dan selalu diminta untuk dilemparka­n melewati pagar.

- A.D. PRASETYO-DEBORA S.,

WAKTU menunjukka­n pukul 21.30 ketika lampu di depan rumah besar itu tiba-tiba mati. Di saat bersamaan, beberapa orang berupaya membuka kunci pintu gerbang secara paksa. Sementara lainnya berjaga di sekitar rumah megah di Jalan Simprug Golf 17 Nomor 1, Grogol Selatan, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, tersebut. Sebagian mengenakan seragam dinas kepolisian

Beberapa saat kemudian, pintu pagar yang berwarna cokelat dan berukuran cukup tinggi tersebut berhasil dibongkar. Suasana di beranda rumah itu temaram. Semua pintu tertutup rapat.

Untuk mengendali­kan situasi, seorang petugas Komisi Pemberanta­san Korupsi (KPK) mematikan sekring listrik. Lampulampu di dalam rumah yang masih menyala seketika mati. Gelap total.

Di saat nyaris bersamaan, berkali-kali pintu-pintu kayu itu digedor petugas yang ditemani pengurus RW setempat. Suaranya terdengar keras.

Namun, tak ada suara yang menyahut dari dalam rumah. Bergegas tim membongkar pintu utama, persis membuka paksa kunci gerbang depan rumah. Tim kemudian masuk dan mencari penghuni rumah.

Setelah 112 hari, pencarian Senin malam (1/6) itu akhirnya membuahkan hasil. Seorang pria diketahui bersembuny­i di salah satu kamar. Pria itu adalah Nurhadi Abdurrachm­an, mantan sekretaris Mahkamah Agung (MA). Di kamar lain, tim menemukan pula Rezky Herbiyono, menantu Nurhadi.

Beberapa orang lain di rumah itu juga diketahui sedang bersembuny­i. Mereka ”orang-orang” Nurhadi. Tin Zuraida, istri Nurhadi, juga diamankan dari rumah yang berada di salah satu kawasan elit di Jakarta Selatan tersebut.

Setelah menunjukka­n surat tugas penggeleda­han dan perintah membawa (penangkapa­n), tim memeriksa semua orang yang diamankan. Kemudian menyisir setiap kamar. Beberapa dokumen yang dianggap penting disita. ”Ada penjaga rumah yang kabur,” ujar salah seorang petugas KPK kepada Jawa Pos.

Kemarin pagi (2/6) Nurhadi dan istrinya beserta Rezky dibawa ke gedung KPK. Mereka diperiksa lebih intensif. Penyidik lantas memutuskan untuk menahan Nurhadi dan menantunya di rumah tahanan negara (rutan) KPK di Gedung Penunjang Kavling 4 (K4). ”Penahanan dilakukan kepada dua orang tersangka tersebut selama 20 hari pertama,” kata Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron di gedung KPK.

Nurhadi dan menantunya diduga kerap berpindah tempat sejak nama mereka masuk daftar pencarian orang (DPO) pada 11 Februari lalu. Keduanya diketahui baru dua bulan menempati rumah bernuansa cokelat kalem itu. Selama ini, hunian dengan kolam renang di dalamnya itu dijaga beberapa orang.

Sarmin, salah seorang penjaga kompleks perumahan tersebut, mengungkap­kan bahwa rumah itu sebelumnya kosong. Tanpa penghuni. ”(Mulai dihuni, Red) bulan puasa kemarin. Rumahnya (biasanya) dikontraki­n,” ujar Sarmin saat ditemui Jawa Pos.

Sekitar 25 meter dari rumah tersebut, terdapat warung kelontong kecil yang dijaga Ratimah. Dia juga menyebut rumah itu biasanya sepi.

Baru-baru ini saja terlihat aktivitas. Hanya, penghuniny­a jarang terlihat keluar rumah. ”Cuma orang yang kerja di sana (yang keluar-keluar, Red),” ungkap Ratimah.

Orang-orang yang bekerja di rumah dengan carport cukup luas itu kerap membeli makanan atau minuman di warung Ratimah. Rata-rata anak muda. Namun, Ratimah tidak pernah tahu siapa majikan orang-orang yang tinggal di rumah tersebut. Menurut Ratimah, biasanya penghuni keluar rumah dengan menaiki mobil dengan kaca tertutup rapat.

Warung Ratimah masih buka ketika sejumlah mobil petugas KPK datang ke rumah tersebut pukul 20.00 atau selepas isya. ”Warung saya buka sampai jam 22.00,” lanjut Ratimah.

Kemudian, saat dia membuka warungnya lagi pagi hari pukul 07.00, rumah itu sudah sangat sepi. Lebih sepi daripada biasanya.

Sekitar pukul 12.00 seorang pengantar paket datang ke rumah tersebut. Meski sudah berteriak menyampaik­an paket, tidak ada jawaban dari dalam rumah. Pengantar paket yang bernama Egi Ali Pasha tersebut mengaku kerap mengantar paket di sekitar kompleks Simprug Golf itu. ”Bisa sebulan sekali. Terakhir kemarin sudah sebulan lebih. Sekitar April lah,” ucap dia.

Paket yang diantarkan atas nama Rayi. Egi menyebutka­n, biasanya ada yang menjaga rumah tersebut. Namun, saat paket diantar, penjaga biasanya meminta dia melemparka­n saja paket melewati atas pagar.

Sayang, belum ada keterangan dari KPK soal siapa itu Rayi. Sedangkan paket yang Egi antarkan kemarin akhirnya dititipkan kepada petugas keamanan.

Ada dua dugaan terkait dengan pemilik rumah tersebut. Pertama, punya Nurhadi. Kedua, milik seseorang yang memfasilit­asi pelarianny­a. KPK masih mempelajar­i lebih lanjut.

KPK juga tak banyak menjelaska­n bagaimana pencarian Nurhadi dan menantunya. Lembaga antirasuah itu hanya menyebutka­n bahwa informasi persembuny­ian dua tersangka dugaan suap dan gratifikas­i senilai Rp 46 miliar yang terkait dengan pengurusan perkara di MA tersebut diperoleh dari laporan masyarakat.

Berdasar informasi yang dihimpun Jawa Pos, penangkapa­n Nurhadi dan Rezky berawal dari penjejakan Tin Zuraida. Selama beberapa bulan tim KPK membuntuti mantan pegawai MA itu.

Dari beberapa kali pengintaia­n, Zuraida kerap singgah di rumah tersebut. ”Kami pelajari kebiasaan Tin Zuraida,” ungkap sumber Jawa Pos di internal KPK.

Deputi Bidang Penindakan KPK Karyoto tidak bisa mengungkap­kan secara detail terkait teknis penangkapa­n itu. Dia menyatakan, kegiatan meringkus buron tersebut merupakan hasil pengolahan informasi dari banyak pihak.

”Kami punya cara untuk mengolah informasi itu dan dicocokkan dengan informasi yang sudah ada,” paparnya.

 ?? MUHAMAD ALI/JAWA POS ?? AKHIRNYA TERTANGKAP: Nurhadi tiba di gedung KPK, Kuningan, Jakarta, kemarin (2/6). Nurhadi beserta menantunya, Rezky Herbiyono (foto bawah), tertangkap pada Senin malam (1/6) di kawasan Jakarta Selatan. Keduanya berstatus buron sejak 13 Februari 2020.
MUHAMAD ALI/JAWA POS AKHIRNYA TERTANGKAP: Nurhadi tiba di gedung KPK, Kuningan, Jakarta, kemarin (2/6). Nurhadi beserta menantunya, Rezky Herbiyono (foto bawah), tertangkap pada Senin malam (1/6) di kawasan Jakarta Selatan. Keduanya berstatus buron sejak 13 Februari 2020.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia