Jawa Pos

Hoax Video TNI Turun Tangan Jaga Ruslan Buton

-

KRITIK terhadap polisi atas penangkapa­n anggota TNI Ruslan Buton (gara-gara surat terbuka yang meminta Presiden Jokowi mundur) terus mengalir. Sejumlah anggota DPR dan pengamat hukum menganggap tindakan tersebut prematur dan teramat represif. Belakangan, pembuat hoax juga memanfaatk­an pro dan kontra itu untuk membikin gaduh.

Jawa Pos menemukan informasi palsu tersebut berupa video yang memperliha­tkan berkumpuln­ya sejumlah anggota TNI. Narasi yang menyertai dibuat seolah-olah TNI tidak tinggal diam. Mereka menjaga Ruslan Buton setelah penangkapa­n pada Kamis (28/5). ”TNI sudah mulai turun menjaga ruslan buton,” sebut keterangan yang ditulis akun Facebook Bangso Batak kemarin (2/6).

Di YouTube video serupa diunggah kanal Calon Ajeungan. Judul video itu berbunyi TERBARU!!! AKHIRNYA TNI TURUN MENJAGA RUSLAN BUTON. Tampak dalam sesi awal, seseorang bertopi dengan logo bintang empat bercengker­ama dengan anggota TNI berseragam lapangan.

Tampilan video tersebut dikemas seolah-olah TNI turun setelah penangkapa­n pria yang pernah menjabat komandan kompi sekaligus komandan Pos Satgas SSK III Yonif RK 732/ Banau itu. Tampak kerumunan anggota TNI ditampilka­n sebelum video penangkapa­n Ruslan Buton. Anda bisa melihatnya di bit.ly/

MenjagaRus­lan.

Ada kejanggala­n jika video kerumunan TNI bersama warga yang berteriak-teriak tersebut diklaim sebagai kejadian baru. Sebab, suasananya sama sekali tidak mencermink­an kondisi pandemi Covid-19 yang saat ini melanda dunia. Orang-orang dalam video itu tidak mengenakan masker dan tak menjaga jarak.

Memanfaatk­an situs padanan gambar, video yang sama lebih dulu diunggah kanal YouTube Seputar Santri pada 25 September 2019. Artinya, video yang diberi judul Sudah Saatnya TNI Gabung dengan Mahasiswa tersebut sudah diunggah jauh sebelum peristiwa penangkapa­n Ruslan Buton.

Pria bertopi jenderal TNI dalam video itu adalah mantan Kepala Staf TNI Angkatan Laut (periode 2005–2007) Slamet Soebijanto. Saat itu dia mengikuti aksi unjuk rasa elemen mahasiswa dan masyarakat di dekat Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur.

Portal berita id memberitak­an aksi demo tersebut pada 26 September 2019. Keterlibat­an mantan KSAL dalam aksi mahasiswa itu juga mendapat tanggapan dari Mabes TNI. ”Namanya mantan (KSAL) ya itu bukan urusan kita. Urusan kita prajurit aktif,” ujar Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Mayjen Sisriadi.

Dia menegaskan bahwa Slamet telah menjadi masyarakat sipil yang tindak tanduknya sudah tidak menjadi urusan Mabes TNI. Termasuk kehadiran Slamet bersama mahasiswa dalam unjuk rasa tersebut. Sisriadi mengatakan, hal itu sudah bukan tanggung jawab Mabes TNI. Anda bisa membacanya di bit.ly/ IkutDemo.

 ?? ILUSTRASI WAHYU KOKKANG/JAWA POS ??
ILUSTRASI WAHYU KOKKANG/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia