Jawa Pos

TAK SEMUA SEPAKAT

Madura United Tetap Mundur jika Kompetisi Dilanjutka­n Tahun Ini

-

JAKARTA, Jawa Pos – PSSI baru saja melakukan virtual meeting kedua dengan 18 klub Liga 1. Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan melontarka­n usul kompetisi dilanjutka­n September mendatang berformat home tournament di Pulau Jawa.

Usulan tersebut berbanding terbalik dengan mayoritas saran dari klub Liga 1 pada virtual meeting pertama. Yang mana, mereka mengingink­an kompetisi dihentikan. Salah satu yang paling getol menyuaraka­nnya adalah Madura United.

Madura United secara tegas menyatakan akan mundur jika kompetisi dilanjutka­n. Terlalu berisiko karena pandemi korona belum juga reda. Malah sebaliknya. Kesehatan dan keselamata­n para peserta jadi taruhannya.

Manajemen Laskar Sape Kerrab pun mengabaika­n usul ketua umum PSSI setelah virtual meeting sesi kedua kemarin. Madura United tetap tidak setuju dan memutuskan mundur jika kompetisi dilanjutka­n.

Hal itu dikatakan Direktur Tim Madura United Haruna Soemitro. Dia tidak akan memaksa klub lain mengikuti jejak Madura United. ’’Kan sudah jelas, kalau mau lanjut silakan. Tapi, Madura United tidak ikut,’’ ucapnya.

Haruna juga tidak peduli soal adanya subsidi Rp 800 juta tiap bulan. Bagi dia, untung atau tidaknya bagi klub sudah bukan faktor utama. Kesehatan dan keamanan bagi Madura United paling prioritas. ’’Kami juga sudah meminta masukan banyak pihak, khususnya pemain. Banyak yang mendukung penolakan ini kok, karena memang risikonya masih tinggi,’’ tegasnya.

Haruna mempertany­akan soal siapa yang bakal bertanggun­g jawab jika September nanti pandemi korona masih ada. ’’Siapa lembaga yang bisa memberikan jaminan bahwa September sampai Oktober itu Covid-19 sudah bisa terkendali? Tidak ada kan?’’ tuturnya.

Tidak hanya mewakili klub, sebagai anggota Exco PSSI, Haruna juga akan bersuara yang sama dalam rapat exco nanti. Rapat yang justru paling menentukan perihal nasib kompetisi musim ini. ’’Ya tetap berjuang semaksimal mungkin,’’ ucapnya.

Sementara itu, pelatih Persebaya Surabaya Aji Santoso mengaku masih menunggu keputusan final dari federasi. ’’Karena apa pun yang jadi keputusan PSSI tentu saja kami (Persebaya) harus mengikuti,’’ kata Aji kepada Jawa Pos.

Namun, pelatih 50 tahun itu punya beberapa syarat. Di antaranya, Liga 1 2020 tetap melakukan degradasi. Berbeda halnya dengan usul PSSI yang ingin meniadakan degradasi Liga 1 musim ini. Hal itu dipertanya­kan Aji. ’’Kalau tidak ada degradasi, kompetisi pasti kurang gereget. Nggak ada persaingan. Lalu, apa yang bikin kompetisi ini menarik?’’ tegas mantan pelatih Persela Lamongan dan Arema FC tersebut.

Aji takut kalau tim-tim akhirnya tidak bermain maksimal meski berada di papan bawah. Sebab, mereka tahu tidak akan terdepak ke Liga 2 musim depan. ’’Jadi, seolah-olah tim hanya melakukan kewajiban untuk bertanding saja,’’ kata pelatih asal Kabupaten Malang tersebut. Aji pun berharap format kompetisi tetap dipertahan­kan. ’’Harusnya tetap ada degradasi,’’ tegasnya.

Selain itu, Aji meminta PSSI memikirkan risiko-risiko yang bisa terjadi. Termasuk soal venue pertanding­an. Apakah laga digelar di daerah zona merah Covid-19. Jika memang demikian, Aji berharap dikaji ulang. ’’Kasihan pemain. Kalau ada yang kemudian positif (Covid-19), terus siapa yang mau tanggung jawab?’’ jelas kapten Persebaya saat juara Liga Indonesia musim 1996–1997 tersebut.

’’Saya berharap kompetisi bisa digelar kalau pandemi Covid-19 ini benar-bemar sudah hilang. Karena ini virus berbahaya,’’ katanya.

Sementara itu, Manajer Persita Tangerang Nyoman Suryanthar­a menyatakan, pihaknya tidak mau ambil pusing soal usul yang terlontar di virtual meeting kemarin. Dia lebih fokus pada status kompetisi. Dalam usul Iwan Bule, kompetisi Liga 1 dilanjutka­n dan difokuskan di Pulau Jawa. Artinya, formatnya bisa jadi home tournament.

Jika itu terjadi, lantas apakah kompetisi yang akan digelar itu kompetisi lanjutan dari Liga 1 musim ini atau kompetisi baru? Sebab, Liga 1 musim ini sudah berjalan tiga pekan. Jika formatnya diubah, seharusnya itu kompetisi baru, bukan kompetisi lanjutan. ’’Ini yang kami konsen, melanjutka­n yang sekarang atau yang baru? Kalau lanjutan, formatnya seperti apa?’’ katanya.

Lalu, jika memang home tournament, lokasinya harus jelas. Saat ini, kondisi pandemi korona di setiap daerah berbeda-beda. ’’Jadi, belum tahu digelar di mana pertanding­an itu,’’ terangnya.

Namun, Nyoman menyebut timnya punya usul jika memang kompetisi dilanjutka­n. Yakni, bukan dimulai September, melainkan Oktober. ’’Sebelum itu, dari sekarang harusnya federasi dan klub bisa melakukan kajian perkembang­an keadaan dari Covid-19. Sekaligus sosialisas­i protokol kesehatan yang wajib dijalankan,’’ jelasnya.

 ?? ANGGER BONDAN/JAWA POS ?? PASTIKAN FIT: Mahmoud Eid dicek suhu badannya dengan thermo gun sebelum Persebaya menghadapi Persipura pada 13 Maret lalu di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya.
ANGGER BONDAN/JAWA POS PASTIKAN FIT: Mahmoud Eid dicek suhu badannya dengan thermo gun sebelum Persebaya menghadapi Persipura pada 13 Maret lalu di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia