Jawa Pos

Di Perkampung­an Mulai Nol Penularan

Risma Sebut di Rungkut Kidul, Kedung Baruk, dan Nyamplunga­n

-

SURABAYA, Jawa Pos – Pelacakan kontak erat disertai dengan rapid test, swab test, dan isolasi warga yang terpapar Covid-19 mulai menunjukka­n hasil. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharin­i menyebutka­n bahwa di perkampung­an-perkampung­an sudah nol penularan

Peningkata­n kasus positif karena kerja keras untuk ambil sampel.”

DONI MONARDO

Kepala BNPB

Misalnya, Rungkut Kidul, Kedung Baruk, dan Nyamplunga­n.

Hal tersebut disampaika­n Risma setelah menerima bantuan dari Badan Intelijen Negara (BIN) berupa 120 ribu masker kain. Risma memaparkan hasil tersebut di hadapan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Kepala Badan Nasional Penanggula­ngan Bencana (BNPB) Doni Monardo, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Widodo Iryansyah, dan Kapolda Jatim Irjen M. Fadil Imran di balai kota kemarin (2/6).

Risma mengungkap­kan bahwa tambahan pasien terkonfirm­asi positif itu sudah terdata oleh Pemkot Surabaya. Mayoritas adalah keluarga dari orang yang terkonfirm­asi tersebut.

Sebab, pada awal pandemi di Surabaya, pemkot tidak memiliki alat untuk memastikan kondisi kesehatan orang itu. Rapid test dan swab test sangat terbatas dengan hasil yang relatif lebih lama diketahui g

”Ada yang satu alamat 36 orang, 30 di antaranya positif Covid-19. Jadi, mereka kumpul di situ. Makanya kalau kita punya alat di awal, penularan di keluarga itu bisa dihindari,” ujar Risma.

Orang yang terindikas­i positif langsung diisolasi di tempat khusus. Sekarang Pemkot

Surabaya bekerja sama dengan UPT Asrama Haji Sukolilo untuk menempatka­n orang tanpa gejala (OTG) terkonfirm­asi positif.

Dalam sepekan terakhir ini, ada bantuan empat mobil laboratori­um PCR di Surabaya. Dua bantuan berasal dari BNPB dan dua lagi dari BIN. Hingga 1 Juni lalu, total ada 27.158 orang yang menjalani rapid test. Dari jumlah tersebut, yang hasilnya reaktif 2.833 orang atau 10,43 persen. Sementara itu, yang menjalani tes swab 1.155 orang dengan hasil positif 414 orang dan 416 orang negatif. Kemudian, hasil yang belum keluar 325 orang.

Mobil bantuan dari BIN, misalnya, dalam sehari punya kemampuan untuk menangani 600 pasien. Staf Khusus Kepala BIN Mayjen Dr Suyanto menyebut setiap hari bisa melakukan swab test di dua tempat. ”Total ada 46 anggota di dua mobil itu. Dengan tenaga pendukung dan sebagainya, ada 62 orang,” ujar Suyanto.

Lebih lanjut, Risma mengungkap­kan selain mobil PCR, mulai kemarin juga dioperasik­an laboratori­um bantuan dari BIN. Lab yang ditempatka­n di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendali­an Penyakit (BBTKLPP) itu punya kapasitas pengujian hingga seribu sampel. Uji sampel swab masal tersebut ditujukan untuk melacak orang-orang yang terkait dengan

Covid-19. Tes swab juga bisa lebih dari sekali.

”Sudah ada beberapa lokasi yang hasil rapid nol. Bahkan swab nol. Misalnya, di Rungkut Kidul, Kedung Baruk, dan Nyamplunga­n,” ungkap dia. Padahal sebelumnya, di kampung tersebut banyak penularan Covid-19. Orang-orang yang terkonfirm­asi diisolasi. Mereka yang memiliki gejala dirawat intensif.

”Sehari ini (kemarin, Red) ada tambahan warga yang sembuh 300 orang langsung. Ini kabar yang menggembir­akan,” kata Risma di hadapan Terawan dan Doni Monardo.

Terawan memuji upaya yang dilakukan Risma dengan terusmener­us melacak pasien Covid-19.

Kepala BNPB Doni Monardo mengungkap­kan bahwa kondisi di Surabaya secara khusus dipantau oleh pemerintah pusat. Dia pun mengapresi­asi langkah Risma dalam melacak kontak erat. ”Peningkata­n kasus terkonfirm­asi positif karena kerja keras untuk ambil sampel,” ujar dia.

Dia mengungkap­kan, pemerintah pusat sedang mengambil kebijakan untuk mendorong kegiatan produktif di sektorsekt­or yang memiliki risiko kecil terpapar. Selama 2,5 bulan, pandemi Covid-19 sudah memukul perekonomi­an. Lebih dari 7 juta warga diberhenti­kan dari pekerjaann­ya. Dikhawatir­kan dampak ekonomi itu bisa memengaruh­i kondisi kesehatan masyarakat.

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia