Mawar Merah untuk Warga Selesai Karantina
Menkes Terawan Lepas Kepulangan dari Asrama Haji Sukolilo
SURABAYA, Jawa Pos – Sebanyak 32 orang kegirangan saat diperbolehkan pulang dari Asrama Haji Sukolilo kemarin petang (2/6). Mereka sudah dinyatakan sembuh setelah dikarantina selama 14 hari karena hasil rapid test reaktif. Kepulangan mereka pun begitu spesial karena dilepas langsung oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto.
’’Kami sudah sembuh. Terima kasih atas bantuannya,’’ teriakan riang itu menyambut kedatangan Menkes Terawan, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo, Kapolda Jatim Irjen Muhammad Fadil Imran, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Widodo Iryansyah, dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini
Ternyata kepulangan mereka sangat meriah malam itu.
Kemarin 32 orang diperbolehkan pulang. Mereka dinyatakan sembuh dari Covid-19 oleh Pemkot Surabaya setelah menjalani perawatan selama dua pekan di hotel yang dibangun khusus di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya.
Bukan hanya orang dewasa, dari pemulangan kemarin, ada juga anak-anak, bahkan bayi yang masih digendong ibunya. Tentu saja wajah mereka begitu semringah.
Dalam kesempatan itu, Menkes Terawan menyampaikan pesan agar warga mau menyumbangkan plasma darah. ’’Kalau berkenan, mau mendonorkan plasma darah ya,’’ tuturnya.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini juga memberikan bunga mawar kepada setiap warga yang sudah sembuh. Tidak sedikit yang nekat maju dan minta berfoto dengan orang nomor satu di Surabaya tersebut.
Di tempat terpisah, 21 kantong plasma convalescent diterbangkan bersama rombongan Menkes Terawan dan Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid19 Doni Monardo dari Jakarta.
Stafsus Kemenkes Daniel Tjen menjelaskan, plasma convalescent tersebut didapat dari pasien positif di Jakarta yang sudah sembuh. Diharapkan, antibodi di plasma pendonor itu mampu melawan Covid-19 di tubuh pasien yang sedang terpapar. Dari 21 kantong plasma tersebut, semuanya diperoleh di wilayah Jakarta dari klaster yang berbeda-beda.
Menurut Daniel, terapi plasma convalescent adalah inisiatif Menkes. Bahkan, penelitian itu dilakukan sejak awal Maret. Di samping itu, mendonorkan plasma ini adalah wujud kepedulian sesama. Termasuk sikap gotong royong dari mereka yang sudah sembuh.