Melepas Rindu dengan Bernyanyi Bersama
SURABAYA, Jawa Pos – Di masa pandemi, kutinggalkan kini. Barulah sadar diriku,
Petraku kurindu. Penggalan lagu Petraku Kurindu itu bergema saat sebuah video diputar. Video tersebut menampilkan rektor dan civitas academica Universitas Kristen Petra (UK Petra). Mereka kompak menyanyikan lagu itu bersama-sama.
Di video tersebut, puluhan orang terlibat untuk bernyanyi. Diawali Rektor UK Petra Prof Djwantoro Hardjito PhD, lalu dilanjutkan oleh para pimpinan kampus seperti wakil rektor dan ketua lembaga. Ada juga dosen, mahasiswa, bahkan alumni UK Petra. Jumlahnya lebih dari 30 orang. Lantas, rekaman video yang diambil dari rumah masingmasing tersebut digabung menjadi satu.
Ide menyanyikan lagu tersebut tercetus dalam pertemuan pimpinan UK Petra. Mereka sama-sama mengaku rindu karena tidak berjumpa dengan kampus dalam waktu yang lama. Mereka juga rindu untuk melakukan rutinitas sehari-hari di kampus. Mereka lantas mendapat ide untuk menyanyikan lagu tersebut dan merekamnya dari rumah masing-masing.
Lirik lagu itu ditulis dosen Fakultas Bahasa dan Sastra UKP Dr Ribut Basuki MA. Lirik tersebut digubah dari versi asli lagu My Name
in Mother’s Prayer. Di Indonesia, lagu tersebut dikenal dengan judul Di Doa Ibuku
Namaku Disebut. ”Irama lagu tersebut cocok dengan lirik lagu versi Petraku Kurindu,” ujar pria yang menjabat kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UK Petra itu.
Dibutuhkan waktu sekitar satu bulan untuk merealisasi ide tersebut. Sebab, ada berbagai tantangan selama proses penyelesaian lagu itu.
Rektor UK Petra Prof Djwantoro Hardjito PhD menjelaskan, lagu tersebut mengandung makna untuk meringankan beban, melepas kerinduan, dan menjadi hiburan. ”Mengingat, UK Petra sudah kami anggap sebagai rumah kedua,” tuturnya. Melalui lagu itu, dia juga berharap moral dan semangat warga kampus tetap terjaga baik di masa pandemi.