Pola Berubah, Inflasi Mei Rendah
Perhatikan Daya Beli Masyarakat
JAKARTA, Jawa Pos – Persebaran virus SARS-CoV-2 yang kian masif mengikis daya beli masyarakat. Angka inflasi bulanan pun terdampak. Ramadan dan Lebaran kali ini juga tidak sama dengan tahun-tahun sebelumnya.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengakui adanya ketidakbiasaan pada bulan puasa dan hari raya tahun ini. Biasanya, demand selalu melonjak, tetapi tidak kali ini. BPS mencatat laju inflasi sepanjang Mei lalu hanya 0,07 persen. Laju inflasi itu tercatat dari 90 kota pemantauan.
’’Sangat jauh jika dibandingkan tahun lalu yang 0,68 persen. Situasi tidak biasa ini karena Covid-19,’’ ujarnya dalam jumpa pers virtual di Jakarta kemarin (2/6). Dia memerinci, 67 dari 90 kota mengalami inflasi. Sementara itu, 23 kota yang lain mengalami deflasi.
Suhariyanto menjelaskan, dari sisi kelompok pengeluaran, penyumbang utama inflasi adalah sektor transportasi. Yakni, 0,87 persen. Andil inflasi sektor transportasi berkisar 0,10 persen. Komoditas yang memberikan andil inflasi pada sektor tersebut adalah tarif angkutan udara sebesar 0,08 persen dengan kenaikan pada 39 kota. ’’Jadi, meskipun pemerintah sudah mengimbau tidak mudik, masih ada saja yang melakukan perjalanan,’’ tuturnya.
Inflasi yang rendah juga terjadi di Jawa Timur (Jatim). Pada Mei lalu, inflasi tercatat 0,18 persen secara month-on-month (MoM) dan 1,83 persen secara year-onyear (YoY). Bahan-bahan makanan yang biasanya menyumbang inflasi saat Lebaran pada Mei lalu justru menyumbang deflasi.
Secara umum, inflasi yang rendah itu disebabkan pola konsumsi masyarakat yang berubah akibat pembatasan mobilitas. ’’Permintaan menurun akibat menurunnya daya beli. Selain itu, masyarakat kebanyakan tidak mudik, tidak mengadakan buka puasa bersama, serta tidak halalbihalal dan reunian,’’ kata Kepala BPS Jatim Dadang Hardiwan.
Kendati demikian, harga tiket pesawat justru mengalami inflasi 18,8 persen. Menurut Dadang, itu disebabkan kenaikan harga tiket pesawat pada Mei setelah bulan sebelumnya turun.
Terpisah, ekonom Bank Danamon Wisnu Wardana memandang ada pola yang berubah pada inflasi tahun ini. ’’Polanya berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini harga-harga turun selama Idul Fitri. Ini disebabkan deflasi pada harga bahan baku,’’ ucapnya kemarin.