Jawa Zona Merah, Persiraja Usulkan di Aceh
SALAH satu usulan Ketua Umum PSSI Moch. Iriawan dalam virtual meeting dengan klub Liga 1 kemarin (2/6) adalah menjadikan Pulau Jawa sebagai satusatunya lokasi untuk melanjutkan kompetisi. Usulan itu tentu dipertanyakan banyak pihak, terutama klub-klub dari luar Pulau Jawa. Selain dinilai tidak adil, pandemi Covid-19 justru masih sangat tinggi di Pulau Jawa jika dibandingkan dengan wilayah Indonesia lainnya.
Salah satu klub yang paling mengkritik usulan dari Iwan Bule –sapaan Moch. Iriawan– adalah Persiraja Banda Aceh. Sekretaris Persiraja Rahmat Djailani menyatakan tidak setuju dengan wacana memainkan Liga 1 di Pulau Jawa. Hal tersebut membuat para pemain dan ofisial rawan tertular virus SARS-CoV-2. ’’Formatnya home tournament atau seperti apa belum jelas. Kalau home tournament, di mana lokasinya? Sebagian besar Pulau Jawa zona merah,’’ katanya.
Rahmat justru mengusulkan kompetisi digelar di luar Jawa. Misalnya, Aceh yang tingkat persebaran virus koronanya sudah tidak tinggi. ’’Lebih baik daripada di Pulau Jawa. Protokol kesehatan juga lebih mudah dilaksanakan karena bukan zona merah,’’ tuturnya.
Selain itu, nanti tidak perlu diadakan pertandingan tanpa penonton. Di Aceh, dia menjamin pertandingan akan bisa dilakukan dengan penonton. ’’Masyarakat Aceh itu butuh hiburan. Kami juga akan menerapkan protokol kesehatan dengan baik,’’ tegasnya.
Berbeda halnya dengan Persipura Jayapura. Tim berjuluk Mutiara Hitam itu tidak mempersoalkan jika kompetisi dilanjutkan di
Pulau Jawa. Ketua Umum Persipura Benhur Tomi Mano justru bersyukur kompetisi bisa dilanjutkan. ’’Pasti akan ada aturanaturan baru atau pembatasan-pembatasan untuk menyesuaikan prosedur dalam rangka pencegahan dan penanganan Covid-19,’’ terangnya.
CEO PT PSM Munafri Arifuddin berharap, keputusan untuk melanjutkan kompetisi di Pulau Jawa harus benar-benar dimatangkan. Salah satu yang harus dicermati adalah soal protokol kesehatan. ’’Harus dipikirkan bagaimana latihan tim serta proses berpindah tempat dan selama berada di lapangan,’’ paparnya.
Dia juga setuju apabila pertandingan dilakukan tanpa penonton. ’’Tidak adil nanti bagi kami, tim-tim musafir yang ke Pulau Jawa, kalau pertandingan tetap dengan penonton,’’ ungkapnya.