Tuangkan Suasana Pandemi dalam Sebuah Lukisan
SURABAYA, Jawa Pos – Di atas kanvas berukuran 60 x 80 cm, seniman I r dina Laras anti meluap kan perasaannya tentang pandemi Covid-19 yang saat ini menyerang dunia. Termasuk Indonesia. Berbekal teknik de cor ati vepa inti n g, dia menggambarkan suasana korona, Lebaran, PSBB, dan kemiskinan dalam sebuah lukisan.
’’Ibaratnya, dunia sekarang menangis akibat Covid19. Keberadaannya yang kecil dan tak terlihat oleh mata ternyata mampu menggegerkan dunia,’’ ujar Irdina kemarin (3/6).
Akibatnya, berbagai tempat ibadah, perkantoran, pusat perbelanjaan, restoran, hingga bandara ditutup. Alhasil, tidak sedikit warga yang kehilangan pekerjaan. Kemiskinan dan kelaparan pun melanda. Bantuan dari pemerintah dinilai belum cukup.
Nah, lewat latar belakang itulah, Irdina memutuskan untuk membuat sebuah karya lukisan yang berjudul New Normal di Atas Pandemi. Sebab, menurut dia, Indonesia harus bisa bangkit dari keterpurukan ini. Semua orang harus mau hidup berdampingan dengan virus korona jenis baru.
’’Tapi, tentu saja kita semua tidak boleh kalah menghadapi ujian ini. Supaya pandemi segera berakhir, masyarakat harus disiplin menerapkan protokol kesehatan seperti pakai masker, rajin cuci tangan, dan jaga kesehatan,’’ tutur Irdina.
Lukis anyang menggunakan cat akrilik itu punya beberapa unsur gambar di dalamnya. Diantaranya, rumah, masjid, pura, gereja, kapal, ketupat, dan wajah orang yang bersedih. Semuanya memiliki makna masing-masing.
’’Gambar rumah berarti masyarakat Indonesia sekarang stay at home. Gambar tempat ibadah menunjukkan bahwa sekarang banyak masjid, pura, dan gereja yang tutup,’’ paparnya.
Selanjutnya, unsur kapal juga memiliki arti tersendiri. Yaitu, Indonesia harus tetap berjuang melawan Covid19. ’’Jangan sampai kapal kita karam,’’ tegas Irdina.
Gambar ketupat bermakna bahwa masyarakat harus ikhlas melewati hari raya Idul Fitri tahun ini tanpa mudik.