Kecewa Wacana Meniadakan Liga 3
PSSI Berkilah karena Alasan Pendanaan
JAKARTA, Jawa Pos – PSSI memang sudah mengeluarkan wacana untuk melanjutkan kompetisi musim ini. Namun, itu hanya di level Liga 1 dan Liga 2. Bagaimana Liga 3? PSSI ternyata berwacana untuk tidak menggelar kompetisi di level tersebut. Hal itu disesalkan oleh Asprov PSSI dan sejumlah klub Liga 3.
Salah satu yang kecewa adalah Asprov PSSI Jawa Timur. Melalui Sekretaris Asprov Jatim Amir Burhanuddin, mereka tak setuju jika ada wacana meniadakan Liga 3. Meski baru wacana, itu sudah dianggap melukai pemain dan pengelola klub Liga 3.
Amir mengatakan, sangat aneh apabila Liga 1 dan Liga 2 dilanjutkan, tapi Liga 3 malah tidak dilaksanakan. Sebab, promosi dan degradasi daritigakastakompetisitersebutberkaitan.”Apalagi, kompetisi ini kan bagian dari program kerja. Itu dirumuskan dan diputuskan melalui kongres. Bukan sekadar rapat exco,” jelas Amir.
Amir pun merasa bahwa Liga 3 dianaktirikan. Sebelumnya, PSSI menerima masukan dari tim Liga 1 dan Liga 2 melalui rapat virtual. Namun, mereka tidak pernah melibatkan Liga 3 yang dalam hal ini representatif para asprov.
Hal senada disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Asprov DI Jogjakarta Wahyudi Kurniawan dalam sebuah talk show secara streaming. Dia mengatakan, Liga 3 itu merupakan cikal bakal pemain profesional yang ada di Liga 1 dan Liga 2. Klub yang berkompetisi pun sangat banyak. Total, ada 800 klub seluruh Indonesia. ”Ini fundamental. Seharusnya PSSI memikirkan ini bersama. Dan 34 asprov seharusnya diajak bicara oleh PSSI,” ujar Wahyudi.
Wahyudi juga menilai, wacana tanpa promosi dan degradasi juga tidak sesuai dengan statuta. Padahal, hal tersebut berkaitan dengan status voter dalam kongres tahunan PSSI. ”Kalau tidak ada degradasi, pasti berpengaruh dengan keanggotaan. Jumlah voter itu bergantung degradasi ini. Liga 3 yang ada 800 klub, hanya 16 punya suara di kongres. Lalu, bagaimana nanti ke depannya jika tanpa degradasi?” jelas pria yang juga punya klub di Liga 3, yakni Sleman United, tersebut.
Kekecewaan juga disampaikan oleh klub Liga 3 lainnya, yakni Gresik United. Tim berjuluk Kebo Giras itu merasa rugi jika Liga 3 musim ini ditiadakan. Sebab, persiapan tim berjuluk Laskar Joko Samudro tersebut sudah maksimal. Mereka merekrut Subangkit sebagai pelatih Februari lalu. Kemudian langsung melakukan seleksi pemain. Bahkan, sudah ada 17 pemain yang dipastikan masuk skuad musim ini.
”Kami sudah melakukan persiapan seperti ini. Tapi, ternyata Liga 3 terancam batal,” keluh Manajer Gresik United Toriqi Fajerin. ”Apalagi, target kami memang promosi ke Liga 2,” tambahnya.
Lalu, bagaimana nasib pelatih dan pemain yang sudah lolos seleksi? Pihak manajemen masih memiliki ikatan dengan mereka. ”Kami kan sudah melakukan prakontrak dengan pemain. Jadi, kalau sewaktu-waktu Liga 3 jalan, semua pemain siap untuk membela Gresik United,” ujar pria yang juga ketua umum Ultrasmania tersebut.
Persiapan serius juga telah dilakukan oleh Madura FC. Mereka juga tetap memberikan gaji sebesar 25 persen kepada skuad yang sudah dikontrak. ”Tapi, kami sudah bersepakat akan menunggu perkembangan terbaru dari Asprov Jatim hingga akhir Juni,” kata Manajer Madura FC Syaiful Hidayat.
Bagaimana respons PSSI? Plt Sekjen PSSI Yunus Nusi mengungkapkan alasan belum dipikirkannya kelanjutan Liga 3. Alasan utama adalah pendanaan. Menurut dia, selama ini kompetisi klub-klub di Liga 3 banyak didanai APBD. Karena pandemi korona, banyak dana APBD yang seharusnya untuk memutar kompetisi Liga 3 dialihkan untuk penanganan pandemi korona. ”Jadi, akan sulit memutar kompetisi. Kami sendiri baru nanti ngurusi Liga 3, ketika sudah sampai regional nasional,” kata Yunus.
Pandemi korona juga menjadi kendala. Dia menyebutkan, Liga 3 berbeda dengan Liga 1 dan Liga 2. Liga 3 diputar dalam satu daerah. ”Kalau daerahnya zona merah, sulit pindah ke daerah lain karena mainnya tingkat asprov. Sedangkan Liga 1 dan Liga 2 kan masih bisa pinjam stadion lain kalau daerahnya zona merah dan sulit memainkan pertandingan,” paparnya.
Namun, di luar itu, Yunus menuturkan bahwa Liga 3 tetap akan dipikirkan. Hal tersebut sudah disinggung secara langsung oleh Iwan Bule. ”Nanti, sesudah rapat exco memutuskan nasib kompetisi, ketua umum PSSI akan bertemu dengan asprov-asprov untuk membahas kompetisi. Jadi, ditunggu saja hasilnya bagaimana,” ujarnya.