Lebih Baik Bikin Turnamen U-19 Saja
WACANA yang digulirkan PSSI terus mendapat sorotan. Selain rencana meniadakan Liga 3, wacana untuk meniadakan degradasi di Liga 1 dan Liga 2 dipersoalkan. Wacana itu dianggap berbenturan dengan statuta PSSI. Yakni, aturan statuta PSSI pasal 27 terkait delegasi dan hak suara.
Anggota Exco Hasani Abdulghani mengatakan, wacana tersebut juga bertentangan dengan hasil keputusan pada kongres tahunan di Bali Januari lalu. Amanah dalam kongres tersebut adalah menjalankan seluruh kompetisi sesuai dengan statuta yang ada.
Hasani menyarankan, jika memang berencana melanjutkan kompetisi, seharusnya fondasi yang sudah diputuskan pada kongres tahunan di Bali diteruskan lagi. PSSI tinggal menyesuaikan dengan kondisi new
normal saja. ’’Kalau diubah fondasinya, misalnya tanpa degradasi dan promosi, ini jadi persoalan lain. Bisa berubah bunyi statuta pasal 27 tentang delegasi dan hak suara,’’ jelas Hasani
Dia mengingatkan, dasar hukum PSSI dalam bekerja adalah statuta PSSI. Siapa pun yang menjalankan organisasi harus menaati statuta seperti yang berbunyi pada pasal 42. ’’Ini amanah kongres Bali lho. Kalau memang ingin diubah statutanya, ya harus ada kongres lagi,’’ bebernya.
Hasani menuturkan, meski hanya wacana, sudah jelas wacana tersebut salah kaprah. Meski, dia mengaku mendukung jika kompetisi dilanjutkan. Namun, bukan berarti menabrak peraturan yang ada. ’’Dilanjutkan dengan beberapa syarat, selain keselamatan dan kesehatan, juga harus sesuai aturan,’’ ungkapnya.
Saran lain, jika memang dipaksakan ada sepak bola demi persiapan Indonesia di Piala Dunia U-20, lebih baik diadakan turnamen. ’’Silakan, bikin turnamen A, B, atau C jika ingin tetap ada sepak bola. Tapi jangan kompetisi. Kalau sudah menabrak statuta, mana bisa jadi perwakilan Indonesia di level AFC?’’ ucapnya.
Anggota Exco lainnya, Haruna Soemitro, memiliki pandangan yang sama. Haruna menyarankan, jika memang kompetisi diputar lagi dengan alasan untuk persiapan Piala Dunia U-20, lebih baik menggelar turnamen khusus untuk pemain U-19 saja. Menurut dia, itu lebih gampang daripada memaksakan kompetisi Liga 1 dan Liga 2 dengan segala macam risiko. ’’Gelar saja turnamen khusus Elite Pro Academy U-19 di suatu tempat. Datangkan pelatihnya untuk memantau, lebih simpel,’’ bebernya.