Per Kelas Hanya 12 hingga18 Siswa
Jam Belajar Lebih Pendek pada Era New Normal
SURABAYA, Jawa Pos − Jadwal kembali masuk ke sekolah memang belum diatur dinas pendidikan (dispendik). Meski begitu, beberapa sekolah telah bersiap menyambut sistem pembelajaran pada era new normal. Ruang kelas diatur sedemikian rupa. Jumlah siswa setiap rombel dikurangi separo. Jam belajar dipersingkat untuk adaptasi siswa di sekolah.
Misalnya, yang terlihat di SMAN 15 kemarin (4/6). Ruang kelas di sekolah itu tampak lebih longgar. Sebab, sekolah mengatur jarak antarbangku di setiap kelas. Antarbangku berjarak sekitar 2 meter. ”Setiap kelas diisi maksimal 18 siswa,” ucap Kepala SMAN 15 Johanes Mardijono kemarin.
Jaraktersebutdibuatagaradaphysicaldistancingbagisetiapsiswa.Itu
sesuaidenganprotokolpenanganan Covid-19padamasapandemi.Jumlah kursi yang dikurangi tersebut membuatjumlahrombeluntuksatu angkatan ditambah dua kali lipat. Yang sebelumnya 12 rombel per angkatan menjadi 24 rombel.
Untuk menyesuaikan tempat, jadwal masuk siswa dibuat bergantian. Kelas X, misalnya, masuk Senin. Yang masuk Selasa ganti siswa kelas XI. Rabu kelas XII dan Kamis kelas X masuk lagi. Selama tidak masuk ke sekolah, pembelajaran dilakukan lewat daring.
SMAN 15 juga berencana memperpendek jam belajar siswa saat awal masuk nanti. Siswa dipulangkan pukul 12.00. Lebih cepat dibandingkan hari normal yang pulang pukul 15.30.
Jam belajar dipercepat agar siswa yang beragama Islam bisa melangsungkan ibadah salat Duhur di rumah. ”Biar tidak terjadi kepadatan di musala sekolah,” ucapnya. Memperpendek jam belajar juga bertujuan untuk membiasakan siswa setelah selama ini belajar di rumah.
Johanes menjabarkan, berbagai persiapan sekolah itu dibuat sebagai langkah antisipasi. Kebijakan secara teknis akan mengacu pada teknis pembelajaran di masa new normal dari dinas pendidikan. ”Kami menunggu petunjuk teknis. Saat ini sifatnya inisiatif sekolah,” terangnya.
Langkah serupa diterapkan SMAN 5. Jumlah siswa dalam setiap rombel akan dikurangi. Rencananya, setiap kelas hanya akan diisi 10−12 bangku. ”Rencananya, setiap bangku kami beri penyekat plastik,” ucap Kepala SMAN 5 Sri Widiati.
Jadwal masuk siswa juga digilir. Masing-masing angkatan setidaknya masuk sekolah dua kali dalam seminggu. Sementara itu, pembelajaran daring dilakukan seminggu tiga kali.
Namun, saat ditanya apakah ada rencana mempersingkat jam belajar, Widi menyebut pihaknya belum memutuskan. SMAN 5 masih menunggu petunjuk teknis dari Dispendik Jatim.