Jawa Pos

Bawa Pulang Pakai Bed RS, Keluarkan Jenazah dari Peti

Ngotot Negatif Covid-19 meski Sudah Ada Hasil Swab dari PHC

-

SURABAYA, Jawa Pos – Keributan terjadi di pemakaman khusus Covid-19 di TPU Keputih kemarin (4/6). Sekelompok warga Kelurahan Pegirian merubung petugas yang hendak memakamkan jenazah Hindun Juarohmi. Mereka meminta almarhumah dimakamkan biasa, tidak sesuai dengan protokol Covid-19. Sebab, keluarga meyakini Hindun tidak menderita penyakit tersebut.

Karena ada sedikit pemaksaan dan kalah jumlah, petugas pun mengalah dan membiarkan mereka melaksanak­an pemakaman sendiri. Petugas BPB Linmas TPU Keputih Agus Romadhon menyatakan, pihaknya sudah berusaha mencegah. ”Kami tidak bisa berbuat banyak untuk mencegah warga membuka peti tersebut,” paparnya.

Awalnya, warga yang datang cuma sedikit. Tidak sampai 10 orang. Namun, kemudian warga lain yang menyusul makin banyak. Pihak rumah sakit yang dibantu babinsa dan satgas kelurahan pun kewalahan. ”Mereka ngotot dan menyatakan jenazah tersebut negatif Covid-19. Namun, saat ditanya buktinya, mereka tidak bisa menunjukka­n,” jelas Agus.

Akhirnya, warga berhasil membuka peti tersebut dan mengeluark­an jenazah Hindun. Pemakaman pun dilaksanak­an dengan cara biasa. ”Mereka sendiri yang mengurus jenazahnya hingga ke liang lahad,” ujar Agus.

Kengototan keluarga diawali sejak pagi. Ketika Hindun dinyatakan meninggal setelah dirawat beberapa hari di RS Paru, pihak keluarga menolak untuk memberlaku­kan protokol jenazah Covid-19. Bahkan, untuk menghindar­inya, jenazah Hindun dibawa menggunaka­n bed rumah sakit dari RS Paru di Jalan Karang Tembok, ke rumahnya di Jalan Wonokusumo.

Lurah Pegirian Menix Hartawanta membenarka­n adanya kejadian tersebut. Karena tekanan massa yang begitu besar, pihak RS mengalah dan membiarkan warga untuk membawa jenazah tersebut ke kediaman pasien tersebut. ”Bed-nya dikembalik­an pakai pikap kalau nggak salah,” ungkapnya. Menix menyebutka­n, pihak Puskesmas Pegirian telah memberikan penjelasan serta melakukan pendamping­an intens dengan korban dan keluarga korban. Informasi bahwa Hindun terkonfirm­asi positif itu disampaika­n sejak Sabtu (29/5). Hasil berdasar pemeriksaa­n dari RS PHC Surabaya.

Mengetahui kejadian itu, berbagai pihak, termasuk Puskesmas Pegirian, Polsek Semampir, dan babinsa, pun melakukan mediasi dengan keluarga agar korban dapat dimakamkan sesuai protokol. Di rumah, jenazah akhirnya diperlakuk­an sesuai dengan protokol Covid-19. Namun, ketika jenazah sampai di TPU Keputih, sebagian keluarga di sana tetap tidak terima dan memaksa membuka peti.

Menixmenga­kutidaktah­ujikaada kejadian tersebut. ”Iya, dari informasi yang saya dapat itu (pemakamann­ya,Red)menggunaka­nprosedur (Covid-19). Itu saja, kalau teknis lapangan,sayabelumm­onitor,”ungkapnya.

 ?? GALIH ADI PRASETYO/JAWA POS ?? TAK BISA APA-APA: Karena merasa keselamata­nnya terancam, petugas membiarkan keluarga Hindun Juarohmi melaksanak­an pemakaman sendiri.
GALIH ADI PRASETYO/JAWA POS TAK BISA APA-APA: Karena merasa keselamata­nnya terancam, petugas membiarkan keluarga Hindun Juarohmi melaksanak­an pemakaman sendiri.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia