Belajar Sabar lewat Seni Decoupage
SURABAYA, Jawa Pos - Berawal dari hobi di bidang art & craft, Anna Julia tertarik dengan dunia decoupage art sejak tujuh tahun lalu. Saat itu dia gemar membuat berbagai suvenir, barang-barang lucu dari kayu, hingga furnitur yang unik.
”Tiap hari saya suka melototin blog luar negeri. Selalu ngiler saat lihat recycle perabot rumah orang Eropa atau Amerika,” jelasnya. Semakin lama perempuan kelahiran Juli itu penasaran dengan cara membuat pernak-pernik perabot seperti yang ada di luar negeri itu. ”Setelah cari info, akhirnya saya tahu, ternyata mereka pakai teknik decoupage art,” imbuh Anna.
Tanpa menunggu lama, dia langsung browsing di internet tempat belajar decoupage art yang bagus di negara mana. Sebab, ketika itu di Indonesia belum ada. ”Setelah searching sana-sini, pilihan saya jatuh di Bangkok. Tahun 2013 saya kali pertama belajar decoupage art di Bangkok,” terang Anna.
Sebulan penuh dia di sana. Setelah itu, Anna selalu menyempatkan diri ke Bangkok setahun tiga kali demi update ilmu baru.
Menurut dia, decoupage adalah seni menggunting dan menempel. Tidak sama dengan melukis. ”Kalau melukis, kan kita menggambar objek. Tapi, kalau decoupage, kita menggunting gambar-gambar yang sudah dicetak di paper khusus decoupage. Kemudian ditempel pada media yang sudah dicat atau diberi teknik background art,” papar Anna yang juga berprofesi sebagai guru decoupage.
Banyak manfaat positif yang bisa diambil dari seni tersebut. Salah satunya, bisa membuat pikiran rileks. Dia menuturkan, murid-muridnya berasal dari berbagai profesi. Ada yang dokter, notaris, akuntan, dan masih banyak lagi. ”Mereka bilang, kalau lagi penat dengan urusan kantor, pegang decoupage bisa bikin fresh pikiran,” lanjutnya.
Selain itu, seni tersebut bisa melatih kesabaran dan ketelitian. Sebab, saat menggunting harus benar-benar telaten supaya mendapat hasil yang rapi. Anna mengakui, untuk bikin satu project, dibutuhkan waktu berhari-hari. Sebab, sebelum memulai pengerjaan, konsep harus dipikirkan. Kemudian, baru menentukan perpaduan warna, pakai paper gambar apa, dan teknik apa saja yang akan digunakan. ”Terkadang satu media bisa menggunakan empat teknik berlapis-lapis,” imbuhnya.
Lulusan international business itu juga menjelaskan, decoupage sebetulnya memiliki banyak sekali teknik. Anna saat ini mengajar hingga 50 teknik. Salah satunya teknik faux furniture yang diaplikasikan pada nampan kayu.