AS Terbuka Mengkhawatirkan
Jawa Pos – Rencana Asosiasi Tenis Amerika Serikat (USTA) untuk tetap menggelar grand slam AS Terbuka pada akhir Agustus diragukan banyak pihak. Bahkan, WTA sendiri tidak yakin event tersebut bakal berjalan. Sebab, ini sudah mendekati pertengahan Juni dan situasi global yang dihantam virus korona baru belum juga membaik.
Presiden WTA Micky Lawler menyebutkan, bukan hanya AS Terbuka yang sulit digelar. Melainkan juga sirkuit tenis secara umum. Sebelum ditemukannya vaksin untuk virus mematikan tersebut, segala upaya untuk kembali normal tak bisa dilakukan.
’’Yang saya tahu, USTA melakukan segalanya untuk tetap bisa menggelar grand slam. Demikian pula otoritas di Prancis (untuk Prancis Terbuka, Red). Tapi, itu tidak mudah,’’ papar Lawler dalam perbincangan di acara TV Argentina, La Red. ’’Tanpa vaksin, pemain tidak bisa bepergian ke mana-mana,’’ lanjutnya sebagaimana dikutip situs resmi WTA. Sebelum berlangsung, biasanya sebuah grand
slam diawali dengan beberapa turnamen pemanasan di beberapa negara. Nah, agenda itu tidak boleh hilang jika AS Terbuka benar-benar digelar. Padahal, dalam kondisi seperti sekarang,
traveling adalah hal yang berisiko. ’’Kami akan memutuskan segala sesuatunya dalam dua pekan ke depan,’’ kata Lawler.
Di sisi lain, beberapa pemain mengungkapkan kegamangan untuk kembali ke lapangan. Salah satunya Simona Halep. Pemain nomor dua dunia itu menyebut fisiknya menurun setelah tiga bulan tanpa turnamen. ’’Sebelum pandemi ini, paling lama aku hanya break 3–4 pekan. Itu saja kembali berlatih sangat berat. Apalagi ini tiga bulan lebih,’’ keluhnya.