Jawa Pos

Jatim Di-Deadline Dua Minggu

Harus Mampu Turunkan Angka Positif Korona Jokowi Minta Pimpinan Surabaya Raya Bersinergi

-

SURABAYA, Jawa Pos – Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sudah diterapkan di kawasan Surabaya Raya (Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik). Masa transisi menuju new normal juga masih berlangsun­g. Namun, tingkat penularan virus korona masih saja tinggi. Bahkan, angka kematian pasien Covid-19 di Jawa Timur menduduki peringkat tertinggi. Begitu pula pertambaha­n kasus harian. Presiden Joko Widodo akhirnya turun tangan langsung ke Jawa Timur J

Untuk kali pertama sejak Covid-19 merebak di Indonesia, Jokowi melaksanak­an kunjungan kerja ke luar Jabodetabe­k. Kemarin (25/6) presiden terbang ke Surabaya dan Banyuwangi untuk mengecek penanganan Covid-19.

Di Surabaya, presiden hadir di Gedung Negara Grahadi dan mendengark­an penjelasan dari Gugus Tugas Jatim tentang kondisi pandemi di wilayah itu. Menurut presiden, ada dua hal utama yang perlu diperhatik­an. Yakni, ekonomi dan kesehatan.

Dia mengingatk­an, IMF memprediks­i tahun ini pertumbuha­n ekonomi sejumlah negara yang memiliki ekonomi kuat akan minus. Misalnya, Amerika Serikat diprediksi menuju -8 persen, Jepang (-5,8), Prancis (-12,5), Italia dan Spanyol (-12,8), Inggris (-10,2), serta Jerman (-7,5). ’’Artinya apa, demand nanti terganggu,’’ tuturnya. Dampaknya, supply juga ikut terganggu yang akhirnya berimbas pada produksi. Semuanya akan rusak.

Karena itu, dalam pengendali­an Covid-19, dua hal tersebut harus diselesaik­an secara bersamaan. Tidak boleh mengutamak­an pemulihan ekonomi, tapi kesehatan diabaikan. Sebaliknya, tidak boleh penanganan di sektor kesehatan mengabaika­n dampak ekonomi.

Dalam urusan kesehatan, dia mengingatk­an betapa parahnya kondisi di Jatim beberapa waktu belakangan ini. Pertambaha­n kasus harian hampir selalu tertinggi se-Indonesia. Bahkan, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 (GTPPC) melaporkan, kemarin ada 247 kasus baru di Jatim. Secara kumulatif, jumlahnya 10.545 kasus. Nyaris sama dengan DKI Jakarta yang kumulatifn­ya kemarin 10.600 kasus.

Karena itu, dibutuhkan manajemen krisis dan koordinasi yang baik di antara semua pihak. Termasuk antara provinsi dan kabupaten/kota. ’’Saya melihat memang yang paling tinggi adalah Surabaya Raya,’’ ujar Jokowi. Ketiganya adalah wilayah aglomerasi yang harus dijaga dan dikendalik­an terlebih dahulu karena penularann­ya secara bersamaan. ’’Nggak bisa Surabaya sendiri, nggak bisa,’’ tegasnya. Kota Surabaya harus berada dalam satu manajemen terpadu bersama Gresik dan Sidoarjo. Selain itu, kabupaten/kota lainnya di Jatim harus mendapat perhatian ekstra. Sebab, arus mobilitas ke Surabaya tidak hanya berasal dari Gresik dan Sidoarjo, tetapi juga dari daerah lain. Itu berpengaru­h terhadap naik turunnya penularan.

Karena itu, dia memerintah

Pangkogabw­ilhan II untuk turun tangan. Khususnya dalam memanajeme­ni RS darurat dan menyinergi­kannya dengan RSRS rujukan. Memilah-milah pasien berkategor­i berat dan ringan, termasuk penempatan­nya di RS. Dengan begitu, tidak ada penumpukan pasien di RS tertentu, padahal banyak RS lain yang kosong.

Selain manajemen perawatan, tes virus yang masif dan pelacakan yang lebih agresif harus terus dilakukan. ’’Yang menumbuhka­n optimisme kita, angka kesembuhan­nya berada pada posisi yang lumayan, yaitu 31 persen,’’ lanjut mantan gubernur DKI Jakarta itu. Dia memberikan tenggat, dalam dua pekan ke depan semua lini sudah harus benar-benar terintegra­si. Mulai tingkat provinsi, kabupaten/ kota, kecamatan, desa, hingga lingkungan kampung di level RT dan RW. Dengan demikian, dalam dua pekan ke depan kasus korona bisa diturunkan.

Presiden juga mengingatk­an agar daerah tidak buru-buru menetapkan kondisi new normal. Harus ada prakondisi terlebih dahulu dan dicari waktu yang paling tepat untuk melonggark­an pembatasan. Rujukan utamanya adalah data-data yang dimiliki dan saran dari para ilmuwan. ’’Jangan kita membuat kebijakan tanpa melihat data, tanpa mendengark­an saran dari para pakar. Ini berbahaya,’’ jelasnya. Wajib ada masukan dari para epidemiolo­g dan pakar dari perguruan tinggi sebelum membuat kebijakan.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa memaparkan kinerja pemerintah­an selama pandemi berlangsun­g. Salah satu yang dia sebut adalah realisasi Perpres 80/2019 tentang Percepatan Pembanguna­n dan Proyek Strategis Nasional. Khofifah memastikan proyek tersebut masih berlangsun­g.

Khofifah juga menjelaska­n kondisi persebaran Covid-19 di Jawa Timur. Saat ini attack rate virus masih 1,04. Angka tersebut di atas normal. Menjelang Lebaran, attack rate sempat di bawah angka 1. ”Tapi, kemudian naik lagi, kami terus berupaya menekan angka itu,” ucapnya. Tes masif yang dilakukan Gugus Tugas Pemprov Jatim juga dilaporkan. Penambahan kasus yang cukup tinggi merupakan dampak tes masif tersebut. Di sisi lain, jumlah pasien sembuh juga meningkat.

Jokowi mengapresi­asi upaya yang dilakukan tim gugus tugas. Tes masif dan strategi yang diterapkan cukup bagus. Karena itu, dia ingin mengevalua­si lagi kondisi Jawa Timur. ’’Saya akan melihatnya dua minggu lagi,’’ katanya. Artinya, pemprov memiliki waktu dua pekan untuk menekan kasus positif Covid-19 di Jawa Timur.

Sementara itu, Menteri Koordinato­r Bidang Pembanguna­n Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menilai, protokol kesehatan di pasar-pasar Surabaya pada dasarnya sudah bagus. Hal tersebut ditandai dengan tersediany­a tempat cuci tangan serta sekat pembatas antara penjual dan pembeli.

Namun, ada beberapa protokol kesehatan yang perlu ditingkatk­an. Salah satunya jaga jarak antara penjual dan pembeli saat bertransak­si. ’’Jadi, jaga jarak antara pembeli dan penjual dan antara pembeli itu yang harus didisiplin­kan,’’ ujar Menko PMK setelah melakukan peninjauan.

Dia meminta Wali Kota Surabaya Tri Rismaharin­i serta pengelola pasar bekerja sama dengan TNI dan Polri dalam pengetatan pengawasan, khususnya di pasar tradisiona­l yang rentan menjadi tempat penularan Covid-19. Menurut dia, pemenuhan protokol di pasar tradisiona­l oleh pengelola pasar, para penjual, serta para pembeli merupakan kunci utama agar angka penularan Covid-19 di Kota Surabaya segera turun. ’’Jadi, kuncinya itu. Kalau ingin Surabaya segera turun angka fatalnya, masyarakat Surabaya harus patuh. Kalau perlu tidak menunggu diingatkan dan diawasi oleh aparat,’’ tegasnya. Pemerintah pusat, lanjut dia, sangat menaruh perhatian pada Provinsi Jawa Timur, khususnya Kota Surabaya.

Setelah meninjau Pasar Tradisiona­l Genteng Baru, Muhadjir yang didampingi Risma berkunjung ke Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo. Di sana, Menko PMK mengecek ketersedia­an tempat cuci tangan, penyemprot­an disinfekta­n, dan ruang isolasi bagi warga yang terindikas­i Covid-19.

Pasar Tradisiona­l Genteng Baru disiapkan menjadi pasar tangguh sebagai salah satu langkah menuju kenormalan baru. Pasar tersebut digagas untuk menjadi pilot project pasar tangguh di Surabaya. Konsep pasar tangguh mengadopsi Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo. Yakni, ada tim khusus atau satgas di pasar itu. Satgas tersebut adalah kolaborasi antara pengelola pasar dan pedagang.

Pariwisata Banyuwangi Siap Bangkit

Di Banyuwangi, Jokowi mengecek kesiapan pelaksanaa­n new normal sektor pariwisata. Dari pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi, Jokowi tiba di Bandara Internasio­nal Banyuwangi dengan disambut Bupati Abdullah Azwar Anas. Mereka langsung meninjau skema pelayanan tatanan baru di bandara berkonsep arsitektur hijau pertama di Indonesia tersebut. Setelah meninjau bandara, Jokowi bersama rombongan menuju Pasar Rogojampi. Selanjutny­a, rombongan meninjau Villa Solong di Kelurahan Klatak, Kecamatan Kalipuro.

’’Hari ini (kemarin) saya melihat persiapan Banyuwangi menuju tatanan baru pariwisata. Saya lihat di lapangan, Banyuwangi adalah daerah paling siap menuju prakondisi, menuju normal baru. Peran pemerintah daerah, peran masyarakat, saya lihat di sini partisipas­i masyarakat­nya bagus sekali,’’ ujarnya.

Jokowi juga mengapresi­asi pengembang­an pariwisata di Banyuwangi yang memberdaya­kan masyarakat. ’’Saya lihat pariwisata di Banyuwangi melibatkan masyarakat. Hotel-hotel bintang 3 ke bawah, semua diberikan kepada rakyat (melalui pengembang­an homestay). Yang bintang 4–5 diberikan kepada investor. Proses seperti ini patut dicontoh daerah lain,’’ kata dia.

Bupati Anas menyatakan, persiapan new normal pariwisata dilakukan sejak awal Juni. Banyuwangi melakukan sertifikas­i tatanan baru dengan melibatkan ahli kesehatan. Destinasi wisata, hotel, kafe, hingga warung rakyat yang lolos uji protokol kesehatan mendapat semacam sertifikat new normal.

Banyuwangi juga melatih para pemandu wisata untuk memasuki tatanan baru dengan edukasi kesehatan. Para pemandu wisata yang lolos mendapat sertifikat new normal. ’’Ke depan, semua pelaku pariwisata Banyuwangi bukan lagi jualan keramahan, servis terbaik, dan harga kompetitif, tapi juga jualan gaya hidup sehat, paham dan jalankan protokol kesehatan A sampai Z. Kita ingin wisatawan dan pekerja wisata sama-sama happy dan nyaman, sesuai pesan Presiden Jokowi bahwa harus produktif dan aman dari Covid-19,’’ papar Anas.

 ?? RUMGAPRES ?? SAMPAIKAN INSTRUKSI: Jokowi melakukan telekonfer­ensi bersama seluruh bupati dan wali kota se-Jatim di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, kemarin (25/6).
RUMGAPRES SAMPAIKAN INSTRUKSI: Jokowi melakukan telekonfer­ensi bersama seluruh bupati dan wali kota se-Jatim di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, kemarin (25/6).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia