Lupa Bawa Masker, Pengelola Menyiapkan
SURABAYA, Jawa Pos – Kantorkantor tutup saat pandemi. Pekerjanya harus menjalani work from home (WFH). Namun, beberapa orang tidak bisa bekerja tenang di rumah. Kondisi tersebut membuat sejumlah co-working space menjadi tempat alternatif untuk bekerja. Karena itu, protokol new normal harus diterapkan di sana.
’’Justru saat kantor-kantor tutup, tempat kami jadi ramai,’’ ujar CEO Satu Atap Co-workshare Ahmed Tessario kemarin. Kunjungan ke Satu Atap tetap ramai. Protokol kesehatan diterapkan dengan disiplin g
Terutama cuci tangan, memakai hand sanitizer, dan menjaga jarak.
Yang tidak memakai masker tidak bisa beraktivitas di sana. Karena itu, pengelola menyediakan masker bagi yang lupa membawa. Protokol itu diberlakukan jauh-jauh hari. Bahkan sebelum pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Sejak Maret, Satu Atap menjalankan protokol kesehatan tersebut.
Banyak juga perusahaan yang kini tidak bisa mengadakan rapat secara online. Tessa dan rekanrekannya melihat itu sebagai peluang. Satu Atap menyediakan jasa webinar atau meeting Zoom. ’’Kami investasi di Zoom premium. Pihak yang mau adakan meeting bisa kami operatorin,’’ katanya.
Sudah banyak yang memanfaatkan jasa itu. Sejumlah event konsep digital,training bisnis, hingga webinar bisa dilakukan melalui jasa Satu Atap. Hal tersebut akan semakin dilakukan di era new normal.
Ada juga kisah dari Utari Prasetyaningtyas. Ketua Komunitas Crafter Surabaya Benang Kain Klub (Benik) tersebut menjadi salah satu mentor di Substitute Makerspace. Itu adalah tempat berbagi ilmu, berdiskusi, dan berkolaborasi bagi para perajin. ’’Namun, sejumlah agenda sempat di-cancel karena pandemi,’’ ujarnya.
Komunitas dengan 150 anggota tersebut harus tetap berkegiatan. Karena itu, Tyas membuat sejumlah challenge bagi anggotanya. Yakni, membuat barangbarang tertentu dengan batas waktu yang ditentukan.
Produksijugatetapjalanditempat masing-masing. Komunikasi dilakukansecaraonline.Karenabasis merekaadalahkolaborasidanklub, antaranggotasalingmembantu.Baik di bidang pemasaran maupun membeli produk rekannya. ’’Jadi, kami saling support,’ kata dia.
Sementara itu, Koridor Coworking Space yang dikelola Bagian Humas Pemkot Surabaya belum dibuka. Pemkot masih menyiapkan protokol kesehatan paling aman agar Koridor tetap bisa dipergunakan sebagaimana sebelum pandemi Covid-19. ’’Kami sedang mematangkan protokol kesehatannya. Melibatkan temanteman yang selama ini di Koridor,’’ ujar Kabaghumas Febriadhitya Prajatara kemarin (25/6).
Selama ini, Koridor dibagi dalam dua bagian besar. Ada Koridor 1–3 untuk para anak muda yang memanfaatkan akses internet dan ruang diskusi untuk memunculkan ide. Ada pula Koridor 4–7 yang ditujukan untuk kelompok pemuda yang memiliki proyek start-up dan sudah jalan.
’’Kami sedang matangkan pula bagaimana peralatan yang biasanya dipergunakan bersama. Komputer, misalnya. Kan tidak bisa begitu saja disemprot disinfektan terus-menerus setelah dipergunakan. Karena itu barang elektronik,’’ ujar Febri.