Jawa Pos

APD Bekas Tercecer di Dekat Pusara

- –

SURABAYA, Jawa Pos Ada pemandanga­n yang cukup membuat bergidik di TPU Babat Jerawat, Pakal. Bukan makhluk astral, sebab di sana ada alat pelindung diri (APD) bekas yang tercecer. Baju hazmat tampak tergeletak di salah satu pusara.

Kemarin siang (27/6), saat menelusuri tiap sudut TPU yang memiliki dua blok pemakaman tersebut, wartawan koran ini mendapati APD tercecer di dua titik. Titik pertama di blok-C.X makam Islam. Selain hazmat, banyak masker dan sarung tangan karet yang tercecer. Saat dihitung, ada sembilan masker. Kemudian, di titik kedua, blok-B.III makam Kristen, face shield bekas tergeletak di dekat gerobak sampah. Di dalam gerobak terhitung ada 2 hazmat dan 1 masker medis.

Ninik, salah seorang peziarah yang ditemui Jawa Pos di TPU, mengatakan kaget saat melihat ada hazmat tercecer. Warga Romokalisa­ri itu berziarah bersama putranya pukul 13.21

”Dikasih tahu anak. Itu kok banyak masker sama selontonga­n tangan (sarung tangan karet, Red),” katanya. Ibu tiga anak itu merasa ngeri saat melihat masker hingga

di TPU. ”Untungnya, makam keluarga saya jauh dari masker bekas yang tercecer,” ucapnya.

Mandor TPU Babat Jerawat Imran mengungkap­kan, APD tercecer di kawasan TPU sejak tiga hari lalu. Dia menuturkan, pihaknya tidak mengetahui asal APD-APD tersebut. ”Sebelumnya, kami menemukan banyak masker medis. Sebulanan ini lah,” ujarnya saat ditemui di kantor TPU Babat Jerawat kemarin (27/6).

Dia mengatakan, pihaknya tidak bisa mengawasi sepenuhnya orang yang masuk ke TPU. Petugas pemakaman, lanjut Imran, terbagi menjadi dua sif. Sif siang dan malam. Tiap sif ada delapan petugas. ”Petugas yang siang kan juga nggak bisa ngontrol aktivitas pemakaman di malam hari. Petugas malam pun sebaliknya Kami nggak tahu APD itu dibuang pada siang atau malam,” tambahnya.

Menurut Imran, hazmat yang tercecer bukan milik petugas TPU Babat Jerawat. Dia mengatakan, kain hazmat petugas TPU tidak tebal. Sementara itu, hazmat yang ditemukan memiliki kain tebal. Selama ini petugas mengumpulk­an hazmat, sarung tangan, hingga masker medis yang tercecer, lalu membakarny­a di belakang kantor TPU. Mereka mengambil APD bekas itu dengan sarung tangan karet atau bantuan kayu.

Imran tak menampik bahwa perasaan waswas menyelimut­i ketika berurusan dengan sampah medis. Dia menyebutka­n, dalam sehari, lima hingga enam jenazah Covid-19 dimakamkan di TPU yang memiliki luas 9,55 hektare tersebut. Area pemakaman khusus Covid-19 berada di bagian paling belakang. ”Kalau kami nggak ngambil APD-APD bekas itu, siapa yang membereska­n? Banyak peziarah juga kan,” tuturnya.

Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya Eko Agus Supiadi menduga, APD yang tercecer di TPU Babat Jerawat bukan berasal dari tenaga medis rumah sakit. Sebab, menurut dia, rumah sakit di Surabaya telah mengelola sampah medis secara profesiona­l. ”Jadi, nggak mungkin kececeran di TPU ya. Itu dari masyarakat mungkin,” ujarnya saat dikonfirma­si kemarin sore.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia